ChanelMuslim.com – Cinta yang Membawaku Pulang adalah buku yang ditulis oleh Agung F. Aziz, diterbitkan oleh Indiva Media Kreasi, September 2013, 296 halaman.
Berpisah dari ayah, adik, suami dan anak, dijalani Shabana di tanah Afghanistan yang bergolak. Hingga berita yang membahagiakan datang dan menghadiahinya perjalanan yang diimpi-impikannya, ke Masjidil Haram.
Harapan Shabana datang ke Masjidil Haram tidak hanya karena kerinduannya hadir di rumah Allah, tetapi juga berita keberadaan Sang Ayah, Massoud Kamal, di tanah Arab.
Kehadiran Shabana di tanah Arab digambarkan dengan detail, begitupun saat tokoh melaksanakan ibadah haji.
Penulis mendeskripsikan suasana dan realita Masjidil Haram dengan hidup sehingga saya sendiri seperti ikut merasakan setiap tahapan ibadah haji.
Potongan-potongan sejarah juga banyak diselipkan penulis lewat percakapan Shabana dengan sepupunya. Sayangnya, perang Afghanistan yang menjadi latar pokok konflik kurang banyak diangkat oleh penulis.
“Shabana merasa sekujur tubuhnya bergetar. Terngiang di telinganya ungkapan kakeknya semasa Shabana kecil. Saat bercerita tentang sirah Nabi, kakeknya mengutip sebuah hadist,
‘Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji, lalu berziarah ke makamku setelah aku meninggal dunia maka dia seperti berziarah kepadaku ketika aku masih hidup.’ Dan kini, Shabana berada di dalam jarak yang teramat dekat dengan Nabi. Dekat sekali.” ~ h. 79
Baca Juga: Sederhana dalam Mencintai
Cinta yang Membawaku Pulang
Pencarian Ayah Shabana ternyata tidak selancar dugaannya. Informasi yang sudah di depan mata, seperti dilempar ke sana kemari.
Konflik bertambah, saat terlihatnya Faisullah, suami Shabana, yang disangka telah meninggal di saat lempar Jumrah. Kebahagiaan Shabana semakin merekah ketika sepupunya mengamini kemunculan suami.
Sayang, takdir tidak sepaham hingga sebuah pernikahan meruntuhkan senyum di bibir Shabana.
Adanya latar perang Afghanistan adalah poin pertama yang membuat saya tertarik dengan novel Cinta yang Membawaku Pulang.
Berlanjut, ketika membaca, bagaimana penulis menghidupkan suasana haji dan selipan sejarah tempat di Masjidil Haram, dalam alur cerita Shabana, saya benar-benar excited untuk menyelesaikan kisahnya.
Namun, semakin ke belakang drama pencarian Shabana terasa seperti diulur-ulur.
Konflik batin Shabana dengan realita tentang suaminya juga terlalu cepat ‘selesai’, sehingga masalah antara Shabana, Maryam dan Faisullah seperti sesuatu yang enteng.
Meski begitu, hampir keseluruhan penutup kisah setiap tokoh utamanya, bukan akhirnya menyenangkan tapi menggantung dan berpotensi untuk kemunculan sekuelnya.[Sinta/ind]
Resensi Buku oleh: https://yukbacabukuislam.blogspot.co.id/2017/08/cinta-yang-membawaku-pulang.html