ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 60 menjelaskan bahwa Allah telah mengambil perjanjian kepada manusia agar tidak menyembah setan. Namun, masih banyak yang menyembah selain Allah, padahal mereka adalah musuh yang nyata.
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 59, Barisan Orang Bertakwa dan Kafir
Isi Surat Yasin Ayat 60
ألَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آَدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Bukankah Aku telah mengambil perjanjian dengan kalian wahai Anak Adam agar kalian tidak menyembah syaithan?! Sesungguhnya dia adalah musuh nyata bagi kalian.”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang mengambil sumber buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, dalam ayat ini, Allah mencela para pendosa dan mereka yang beribadah kepada selain Allah.
Setiap peribadatan kepada selain Allah, sesungguhnya itu adalah peribadatan kepada Syaithan, meski secara dzhahir seseorang menyembah kepada Malaikat atau para Nabi.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ (41)
“Dan (ingatlah) pada hari (Allah) mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat:”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?”
Malaikat-Malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu (Q.S Saba’: 40-41).
(Penjelasan Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah dalam Majmu’ Fataawa).
Orang-orang musyrikin yang menyembah berhala dan menganggap itu sebagai anak perempuan Allah, sesungguhnya mereka menyembah Syaithan, sebagaimana Allah berfirman:
إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطَانًا مَرِيدًا
“Tidaklah mereka menyembah selain-Nya kecuali berhala (yang diberi nama perempuan), dan tidaklah mereka menyembah kecuali syaithan yang durhaka. (Q.S An-Nisaa’: 117).
(Disarikan dari Tafsir Adhwaa-ul Bayaan karya Syaikh Muhammad al-Amiin asy-Syinqithy (3/41).
Segala macam bentuk penyelisihan terhadap perintah Allah, sesungguhnya itu adalah ketaatan kepada Syaithan.
Segala macam kekafiran dan kemaksiatan adalah bentuk ketaatan dan peribadatan kepada Syaithan (Tafsir as-Sa’di).
Dalam ayat ini, Allah mencela orang-orang yang ‘menyembah’ Syaithan. Para Ulama Ahlut Tafsir banyak yang menjelaskan bahwa makna ‘menyembah’ itu adalah mentaati perintah Syaithan dalam melanggar aturan-aturan Allah.
Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan bahwa mentaati selain Allah dalam hal-hal yang melanggar syariat Allah adalah salah satu bagian dari ibadah.
Sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nashara yang disebut oleh Allah sebagai menjadikan pemuka-pemuka agama mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah karena pengikut Yahudi dan Nashara itu tunduk kepada pemuka-pemuka agamanya dalam hal-hal yang jelas melanggar aturan-aturan Allah.
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 57 dan 58 Tentang Penduduk Surga
Musuh yang Nyata
Seorang Sahabat Nabi Adi bin Hatim saat masih Nashrani beliau menghadap Nabi dengan berkalung salib.
Melihat hal itu Nabi memerintahkan kepada beliau untuk melempar salib tersebut. Kemudian Nabi membaca surat At-Taubah, di antaranya adalah ayat 31 dari surat At-Taubah tersebut.
Kemudian Adi bin Hatim menyatakan: Kami dulu tidak menyembah pemuka-pemuka agama tersebut. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam bertanya:
أَلَيْسَ يُحَرِّمُوْنَ مَا أَحَلَّ اللهُ فَتُحَرِّمُوْنَهُ وَ يُحِلُّوْنَ مَا حَرَّمَ اللهُ فَتَسْتَحِلُّوْنَهُ ؟
“Bukankah ketika mereka (para pemuka agama itu) mengharamkan yang Allah halalkan, mereka (Ahlul Kitab) mengharamkannya juga dan ketika mereka (para pemuka agama itu) menghalalkan yang diharamkan Allah mereka (Ahlul Kitab) juga menghalalkannya?
Adi bin Hatim menyatakan, “Ya, benar. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam menyatakan:
فَتِلْكَ عِبَادَتُهُمْ
“Maka itulah bentuk peribadatan mereka kepada para pemuka agamanya.” (H.R At-Tirmidzi, atThobarony, al-Baihaqy, lafadz sesuai atThobarony dihasankan al-Albany).
Di dalam ayat ini Allah jug menjelaskan bahwa Syaithan adalah musuh yang nyata. Musuh adalah pihak yang selalu berusaha menimpakan kesusahan, kerugian, dan keburukan bagi pihak yang dimusuhinya. [Cms]