SEORANG wanita tidak akan memperoleh kebahagian hidup meskipun ia telah berpendidikan tinggi, karir yang menjulang, harta yang berlimpah dan segala pencapaian yang gemilang, kecuali ia mengetahui rahasia kebahagiaan yang sejati.
Kesempurnaannya dalam meraih kebahagiaan ditentukan oleh upayanya yang totalitas dalam menyandang gelar sebagai hamba Allah yang taat serta istri yang berbakti kepada suaminya.
Baca Juga: An-Nisa Ayat 82, Tersebarnya Kemaksiatan Karena Kurang Tadabbur
Surah An-Nisa Ayat 34, Ada 2 Rahasia Kebahagiaan Seorang Wanita
Jika kedua hal ini dimiliki maka ia akan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam hidupnya, sebagaimana dalam surah an-Nisa’ 34:
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…
Pada ayat di atas Allah segabungkan keshalihan seorang wanita terhadap Alalh dengan ketaatannya kepada sang suami.
Dua hal ini menjadi poin utama agar wanita mendapatkan pemeliharaan dari Allah yang sangat memengaruhi kebahagiaannya.
Jika kebahagian wanita terguncang, maka bisa jadi ada masalah dengan hubungannya kepada Allah serta kepatuhannya kepada sang suami.
Ia mungkin kadang mengeluh dengan orang-orang disekitarnya seperti, suami yang tidak pengertian, anak yang sulit diatur dan lainnya.
Maka terlebih dahulu ia menyadari kesalahan dirinya sendiri dengan menunaikan hak Allah mulai dari amalan dzahir maupun amalan hati.
Sebagaimana dalam surah Asy-Syuro ayat 30:
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ
Artinya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
Kebahagiaan ini juga berjangka waktu sangat panjang, yaitu sampai ke surga. Ia akan diberi pilihan untuk melewati pintu manapun di surga sebagai balasan atas keshalihannya.
Dalam sebuah hadis dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
Artinya: “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.”
(HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Maka menjaga hak Allah dengan beribadah dan menjaga hak suami dengan menjaga kehormatannya serta keluarga adalah kunci kebahagiaan seorang wanita yang sesungguhnya.
Adapun bagi wanita yang tidak bersuami atau belum menikah, ayat serta hadis di atas sebagi modal bagi dirinya untuk menjalani kehidupan rumah tangga di waktu yang telah ditentukan oleh Allah.
Oleh karena itu, seorang wanita muslimah hendaknya tidak terpengaruh dengan konsep yang bertentangan dengan konsep Allah dan Rasul-Nya dalam mencapai standar kebahagiaan.
[Ln]