PINTU-PINTU sedekah ada banyak. Jadi, tidak hanya sekadar sedekah harta, ketika kita berzikir pun itu bisa menjadi sedekah. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadis.
Baca Juga: Tiga Sedekah tanpa Uang
Pintu-Pintu Sedekah
( الحـديث الخامس والعشرون )
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ :
*أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً*
قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ :
*أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .*
[رواه مسلم]_
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya).
(Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda :
Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah?
Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah.
Mereka bertanya : Ya Rasulullah manakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya?
Beliau bersabda, “Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.
(Hadits Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits
1. Para shahabat bersemangat dan berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan amal shalih, bukan berlomba untuk mendapatkan dunia.
2. Luasnya keutamaan Allah Ta’ala ’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan dan sedekah yang dibuka bagi hamba-Nya.
3. Sedekah bukan hanya terbatas berupa uang atau barang, akan tetapi semua bentuk zikir sesungguhnya merupakan sedekahh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
4. Penyaluran syahwat yang disyariatkan kepada pasangan halal dapat menjadi ketaatan dan ibadah jika diiringi dengan niat shalih.
5. Anjuran untuk bertanya tentang perkara agama Islam kepada ulama dan mengikuti bimbingan mereka.
6. Di dalam hadits ini terdapat keutamaan orang kaya yang taat dan bersyukur, yang menggunakan harta mereka untuk sedekah dan infak di jalan Allah Ta’ala.
7. Harta akan menjadi sebab kebahagian apabila didapatkan dengan jalan halal dan dibelanjakan di jalan Allah Ta’ala seperti mengeluarkan zakat mal dan sedekah.
8. Karunia Allah Ta’ala yang sangat luas, yang memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala atas perbuatan yang mubah dengan niat ibadah.
[Cms]
Al-Ustaz Agus Santoso, Lc., M.P.I.
https://t.me/bimbingansyariah