MENGAKUI keutamaan orang lain ditulis oleh K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. yang menukil Surat Al Qashash ayat 34.
وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا
“Dan, saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya dariku…” (al-Qashash [28]: 34)
Sungguh indah mengakui keutamaan dan keunggulan orang lain. Ini merupakan karakter para Nabi.
Hanya setan yang mengingkarinya, suka membanggakan diri, menyerang dan memusuhi orang lain.
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ
“Iblis menjawab, ‘Saya lebih baik darinya.’” (al-A’raf [7]: 12)
Baca Juga: Surat Luqman, Nasihat Indah dari Seorang Ayah untuk Anaknya
Mengakui Keutamaan Orang Lain
Yang pertama yaitu Nabi, dimuliakan Allah, ditolong dan dikabulkan doa-doanya.
Yang kedua yaitu Iblis, diusir oleh Allah dari surga dan disiapkan siksa yang berat.
Cara paling elegan membuktikan kualitas diri adalah dengan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, bukan dengan cara menyerang dan menjelek-jelekkan orang lain.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu”. (At-Taubah: 105)
Sahabat Muslim, mengakui keunggulan orang lain banyak caranya tanpa harus menjatuhkan atau menjelek-jelekkan orang.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Musa dan para Nabi lainnya menjadi teladan bagi kita bagaimana seorang manusia yang terpilih pun tidak menyombongkan dirinya.
Kenyataannya, iblis lah yang pertama kali menyombongkan diri karena menilai dirinya lebih baik dari manusia.
Sahabat Muslim, kadang kala, diri sangat sulit untuk mengakui kelebihan orang lain.
Padahal, tak ada satu pun dari kita yang patut menyombongkan diri.
Itulah penjelasan mengenai mengakui kelebihan orang lain dari Surat Al Qashash ayat 34. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari ayat tersebut.[ind]