BAGAIMANA konsep perubahan yang dijelaskan dalam surat Ar-Ra’du ayat 11? Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. menjelaskan sebagai berikut.
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’du: 11)
Kaidah Qur’an ini sangat populer dalam tema perubahan.
Jika muslim secara pribadi dan umat Islam secara jamaah melaksanakan kaidah dan konsep ini, maka akan mendapatkan keberuntungan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.
baca juga: Tafsir Surat Al-Qari`ah Ayat 1-11, Tahukah Kamu Apa itu Al-Qari`ah?
Konsep Perubahan dalam Surat Ar-Ra’du Ayat 11
Dari Kaidah Qur’an ini ada beberapa pelajaran tentang Konsep Perubahan yang dapat diambil, yaitu sebagai berikut.
1. Perubahan yang positif, yaitu perubahan dari yang buruk menjadi baik
Perubahan ini disebut Islah atau perbaikan. Jika manusia merubah kondisinya dari kemaksiatan menuju keta’atan, maka Allah akan merubah mereka dari kesengsaraan menuju kebahagiaan.
Berkata Syaikh Sa’di dalam Tafsirnya:
Jika hamba Allah merubah apa yang ada pada dirinya dari kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah, maka Allah akan mengubah mereka dari kesengsaraan pada kebaikan, kesenangan dan rahmat.
2. Perubahan yang negatif, dan biasa disebut ifsad atau merusak
Hamba Allah jika mengubah dari keimanan ke kekufuran, dari taat pada maksiat dan dari kebaikan pada keburukan, maka Allah akan mengambil kenikmatan yang ada pada mereka.
Berkata At-Thabari dalam Tafsirnya menjelaskan ayat ini:
“Allah mengambil kesehatan dan kenikmatan mereka menjadi kehancuran dan kecelakaan. Disebabkan kezhaliman satu sama lain, kesewenangan satu sama lain sehingga dengan itu Allah memberikan sanksi dan akibat perubahan buruknya”.
3. Allah Dzat yang Maha Mengubah segala sesuatu dan sumber perubahan
Oleh karena itu, manusia harus memohon pertolongan pada Allah untuk meraih hidayah dan kebaikan serta bertawakkal kepada-Nya.
Berlindung kepada Allah agar terhindar dari kesengsaraan dan keburukan.
Allah Ta’ala berfirman dalam lanjutan ayat:
وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ }
“Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Ar- Ra’du: 11)
4. Muslim dan Umat Islam diperintahkan untuk berikhtiyar dengan menyiapkan kekuatan untuk melakukan islah (perubahan yang baik) dari semua aspek kehidupan dan dari semua tingkatannya, islahun nafs (perbaikan diri), islahul bait (perbaikan keluarga), islahul ummah (perbaikan umat), islahul hukumah (perbaikan pemerintahan) dan islahud daulah (perbaikan negara) sehingga meraih kemenangan dan kesuksesan di dunia dan akhirat serta keridhoan Allah.
Allah berfirman:
{ وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ }
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya.
Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan). (Al-Anfal: 60)
5. Kaidah Quran ini membantah konsep perubahan yang salah dan menyimpang dari ridho Allah.
Berupa membantu kesalahan dan kezhaliman serta menolong dan bekerja sama dengan orang yang zhalim. Termasuk memilih dan mengangkat orang yang fasik dan zhalim jadi pemimpin.
Allah berfirman:
{ وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعۡضَ ٱلظَّٰلِمِينَ بَعۡضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ }
“Dan demikianlah, Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan”. (Al-An’am: 129)
Nuwalli dari al-wilayah artinya kedekatan, pertolongan, koalisi dan lainnya dari berbagai bentuk hubungan.
Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhu:
“Jika Allah meridhoi suatu kaum maka Allah memberikan kepada mereka pemimpin yang terbaik diantara mereka. Dan jika Allah membenci suatu kaum, maka memberikan pemimpin yang buruk di antara mereka”
6. Kaidah Quran ini juga menerangkan bahwa kenikmatan akan tetap terpelihara hanya dengan ketaatan, dan hilangnya kenikmatan disebabkan perbuatan maksiat.
Berkata Ibnul Qoyyim: Diantara sanksi perbuatan dosa adalah menghilangkan nikmat dan menyebabkan azab.
Tidaklah nikmat itu hilang dari hamba karena disebabkan dosa dan tidaklah adzab diberlakukan pada hamba karena dosa.
Sebagaimana Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu berkata: Tidaklah musibah turun karena dosa dan diangkat disebabkan taubat.
7. Dari aspek keindahan bahasa maka ayat ini menggunakan:
ما بقوم – ما بأنفسهم
Sesuatu yang ibham, yaitu bahwa perubahan itu dimulai dari yang tersembunyi, dari dalam jiwa atau hati seseorang, kemudian terjadi perubahan diri dan seterusnya masyarakat.
Demikian juga kata biqaum, perubahan kaum, bukan berarti kaumnya diganti atau dilenyapkan tetapi kaum tersebut berubah. Terjadi perubahan nilai pada kaum tersebut, perilaku dan budaya.
8. Konsep perubahan yang berarti perbaikan, pedomannya adalah agama, yaitu Islam
Ayat ini diawali dengan kesadaran akan pengawasan malaikat dan keyakinan bahwa Allah lah Dzat Yang Maha Merubah.
Jika manusia melakukan perubahan, bahkan meyakini itu perbaikan, tetapi tidak berlandaskan agama, tetapi hanya hawa nafsu dan keinginannya semata, maka yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu kerusakan.
{ وَإِذَا قِیلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ قَالُوۤا۟ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ }{ أَلَاۤ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَـٰكِن لَّا یَشۡعُرُونَ }
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!”
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. (Al-Baqarah: 11-12)
Di era Post-truth, di mana dikesampingkannya kebenaran, maka segala program dan proyek yang merusak bisa disebut kebaikan, kebenaran dan perbaikan jika terus menerus diopinikan.
Oleh karena itu, kita harus kembali pada Islam, sehingga dapat membedakan yang benar dan baik dari yang salah dan buruk serta terus berupaya memperjuangkan kebenaran dan kebaikan itu.[ind]