Pribadi terbaik menurut standar Quran dan Sunnah. Berikut ini adalah manusia-manusia terbaik menurut standar Allah Ta’ala dan RasulNya. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amiin.
Orang Beriman dan Beramal Shalih
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. Al Bayyinah: 7)
Imam Ibnu Katsir berkata:
وقد استدل بهذه الآية أبو هريرة وطائفة من العلماء، على تفضيل المؤمنين من البرية على الملائكة
Abu Hurairah dan segolongan ulama telah berdalil dengan ayat ini bahwa kaum beriman di kalangan manusia lebih utama dibanding malaikat. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/458)
Sebagian mufassir mengartikan Khairul Bariyyah adalah Khairul Khaliqah (sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah), bukan sekedar sebaik-baiknya manusia.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Orang Kaya yang Taat Kepada Allah Ta’ala
وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Dan Kami karuniakan kepada Daud, seorang anak bernama Sulaiman, Dia adalah sebaik- baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhannya). (QS. Shad: 30)
Kekayaan bahkan kerajaan tidak selalu menjadi penghalang bagi manusia untuk melakukan ketaatan.
Bahkan Allah Ta’ala angkat derajat menjadi ni’mal ‘abd (hamba terbaik) jika dia tetap taat, berzakat, sedekah, dan tidak sombong.
Baca juga: Putri Kecil Umar Bin Abdul Aziz Menangis Karena Tidak Dibelikan Baju Baru Saat Lebaran
Pribadi Terbaik Menurut Standar Quran dan Sunnah
Orang yang Ditimpa Ujian Kemiskinan dan Penyakit Tapi Tetap Bersabar dan Taat
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Sesungguhnya kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia amat taat (kepada Tuhan-nya). (QS. Shad: 44).
Ibnu ‘Asyur mengatakan Allah Ta’ala memberikan ujian yang berbeda kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Ayyub ‘Alaihi Salam.
Yang satu diuji dengan kekayaan, yang satu diuji dengan kemiskinan. Namun keduanya lulus dan menjadi hamba terbaik karena tetap taat.
Para Sahabat Nabi dan Orang yang Mengikuti Jejak Mereka
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kalian adalah umat yang terbaik dikeluarkan untuk manusia, memerintahkan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali ‘Imran: 110)
Siapakah umat terbaik dalam ayat ini? Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma mengatakan:
“Mereka adalah para sahabat nabi yang berhijrah bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari Mekkah ke Madinah.” (Musnad Ahmad No. 2463. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan. Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 6164, katanya: shahih. Disepakati Adz DZahabi).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:
وَالصَّحِيحُ أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ عامةٌ فِي جَمِيعِ الْأُمَّةِ، كُلُّ قَرْن بِحَسْبِهِ، وَخَيْرُ قُرُونِهِمُ الَّذِينَ بُعثَ فِيهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلونهم، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Yang benar adalah ayat ini berlaku secara umum bagi semua umat ini (Islam), setiap masing-masing zaman, dan sebaik-baik zaman mereka adalah manusia yang ketika itu pada mereka diutus Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian yang mengikuti mereka, kemudian yang mengikuti mereka. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 2/94).
Demikianlah generasi sahabat, dan kita pun bisa menjadi khairu ummah sebagaimana mereka jika sudah memenuhi syarat-syarat seperti mereka.
Imam Ibnu Jarir, meriwayatkan dari Qatadah, bahwa Umar Radhiyallahu ‘Anhu berkhutbah ketika haji:
مَنْ سَرَّه أَنْ يَكُونَ مِنْ تِلْكَ الْأُمَّةِ فَلْيؤدّ شَرْط اللَّهِ فِيهَا
Barang siapa yang suka dirinya menjadi seperti umat tersebut maka penuhilah syarat yang Allah tentukan dalam ayat itu. (Tafsir Ath Thabari, 7/102).
Ayat ini diperkuat oleh hadits berikut:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Sebaik-baiknya manusia adalah zamanku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya. (HR. Bukhari No. 2652)
Tentunya maksud manusia pada zaman nabi adalah manusia yang beriman kepadanya di zamannya, yaitu para sahabatnya. Bukan kaum munafiq dan kaum kafir yang hidup di zamannya.[Sdz]