ChanelMuslim.com – Kiat mengatur waktu agar hidup tak sia-sia ini ditulis oleh Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal. Akibat lalai dalam mengatur waktu, kita jadi disibukkan dengan berbagai hal yang melenakan.
Karena sebab di atas bisa membuat kita lalai dalam berbagai bentuk kelalaian berikut ini.
1. Enggan duduk dalam majelis ilmu untuk mempelajari agama.
2. Enggan mempelajari Al-Qur’an dengan membaca, memahami dan menghafalkannya serta mendalami ilmu di dalamnya.
3. Enggan berdzikir kepada Allah.
4. Enggan membaca dan menghafalkan dzikir yang bisa digunakan untuk melindungi diri.
5. Lalai dalam memperhatikan niat.
6. Beramal namun tidak memperhatikan manakah amalan yang lebih prioritas dari yang lainnya.
Lalu, bagaimana Islam mengatur waktu agar hidup tak sia-sia?
Baca Juga: 10 Tips Mengatur Waktu Saat Ramadhan
Kiat Mengatur Waktu
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi, no. 2317; Ibnu Majah, no. 3976. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Faedah Penting dari Hadits:
Pertama: Jika Islam seseorang itu baik, maka sudah barang tentu ia akan meninggalkan perkara yang haram, yang syubhat dan perkara yang makruh, begitu pula berlebihan dalam hal mubah yang sebenarnya ia tidak butuh.
Meninggalkan hal yang tidak bermanfaat semisal itu menunjukkan baiknya seorang muslim. Demikian perkataan Ibnu Rajab Al-Hambali yang kami olah secara bebas (Lihat Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:289).
Kedua: Kata Ibnu Rajab rahimahullah, “Mayoritas perkara yang tidak bermanfaat muncul dari lisan yaitu lisan yang tidak dijaga dan sibuk dengan perkataan sia-sia” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:290).
Dalam hadits Al-Husain bin ‘Ali disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ قِلَّةَ الْكَلاَمِ فِيمَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat.”(HR. Ahmad, 1: 201. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan adanya syawahid –penguat-).
Abu Ishaq Al-Khowwash berkata,
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ ثلَاَثَةَ وَيُبْغِضُ ثَلاَثَةَ ، فَأَمَّا مَا يُحِبُّ : فَقِلَّةُ الأَكْلِ ، وَقِلَّةُ النَّوْمِ ، وَقِلَّةُ الكَلاَمِ ، وَأَمَّا مَا يُبْغِضُ : فَكَثْرَةُ الكَلاَمِ ، وَكَثْرَةُ الأَكْلِ ، وَكَثْرَةُ النَّوْمِ
“Sesungguhnya Allah mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci adalah banyak bicara, banyak makan, dan banyak tidur.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, 5:48).
Ketiga: Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
“Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah sempurna.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:295).
Biar Tidak Lalai:
1. Berada dalam majelis ilmu.
2. Rajin berdzikir.
3. Rajin berdoa.
4. Shalat malam.
5. Ziarah kubur.
6. Tadabbur keadaan sekitar kita seperti merenungkan kematian yang ada di sekeliling kita.
7. Mengingat surga dan neraka.
Semoga bermanfaat, semoga Allah senantiasa memberkahi waktu kita dengan kebaikan. Aamiin.[ind]
Referensi:
1. Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H. Ibnu Rajab Al-Hambali. Tahqiq: Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan Ibrahim Bajis. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
2. Mufsidaat Al-Qulub. Cetakan pertama, Tahun 1438 H. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid. Penerbit Al-‘Ubaikan. Hlm. 89-120.
3. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim li Al-Imam Ibnu Katsir.Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
4. Zaad Al-Masiir. Ibnul Jauzi. Penerbit Al-Maktab Al-Islami.
Sumber: Rumaysho.com