KEUTAMAAN menyebarkan salam sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, dijelaskan oleh Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., MEI.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا، أوَلا أدُلُّكُمْ علَى شيءٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلامَ بيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga, sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada sesuatu, jika kalian lakukan, akan saling mencintai?
Sebarkan salam di antara kalian” (HR Muslim)
Hadis yang agung ini menerangkan kiat seorang muslim untuk masuk surga dan kiat saling mencintai.
Kiat masuk surga ialah agar semua manusia beriman pada Allah Ta’ala dan beriman pada rukun Iman yang lain.
Sedangkan kesempurnaan iman tidak akan diraih kecuali saling mencintai sesama orang beriman. Dan kiat saling mencintai adalah saling mengucapkan salam.
Kenapa Allah Memilih Lafadz Salam untuk Menyapa?
Setidaknya ada beberapa alasan:
1. Karena Salam adalah doa keselamatan baik dalam urusan agama maupun dunia.
2. Sebagai janji bagi sesama umat Islam bahwa di antara mereka untuk menjaga darah, harta dan kehormatannya
3. Sebagai bentuk ukhuwah dan persatuan umat Islam
Perintah untuk Menyebarkan Salam
Allah Ta’ala berfirman:
{ فَإِذَا دَخَلۡتُم بُيُوتٗا فَسَلِّمُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ تَحِيَّةٗ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ مُبَٰرَكَةٗ طَيِّبَةٗۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ }
“Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti.” (QS. An-Nur 61)
Para mufasir menerangkan 3 hal dalam ayat ini:
1. Seorang muslim harus mengucapkan salam pada saudaranya jika masuk rumahnya.
2. Seorang muslim mengucapkan salam pada ahli bait jika masuk rumahnya
3. Jika rumah kosong juga diharuskan mengucapkan salam bagi hamba-hamba yang sholih.
Baca Juga: Bolehkah Memberi Salam hanya Melalui Isyarat Tangan?
Keutamaan Menyebarkan Salam
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
«حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ». قِيلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ :«إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فشمته، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ» [رواه البخاري ومسلم].
“Hak muslim atas muslim yang lain ada enam”. Dikatakan, apa itu ya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam?
“Jika bertemu, ucapkan salam padanya, jika mengundang, sambutlah, jika minta nasIhat, berilah nasIhat padanya, jika bersin dan mengucapkan alhamdulillah, maka balaslah – yarhamukallah-,
jika sakit, tengoklah, dan jika meninggal, maka antarkan jenazahnya (ke kuburan).” (HR Bukhari dan Muslim)
Bahkan salam diucapkan bagi setiap muslim yang dikenal maupun yang tidak dikenal.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما، أن رجلا سأل النبي صلى الله عليه وسلم:أي الإسلام خير؟ قال: «تطعم الطعام، وتقرأ السلام على من عرفت ومن لم تعرف»
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu anhu bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, “Islam seperti apa yang baik?”
Rasul Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Kamu memberi makan dan kamu menyampaikan salam kepada muslim yang dikenal dan yang tidak dikenal.” (HR Bukhari dan Muslim)
Salam merupakan nama Allah Yang Mulia, Rasul Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
السَّلامُ اسمٌ من أسماءِ اللهِ تعالَى وضعه في الأرضِ ، فأفشُوه بينكم ، فإنَّ الرَّجلَ المسلمَ إذا هو يقدُمُ فسلَّم عليهم ، فرَدُّوا عليه ، كان له عليهم فضلُ درجةٍ بتذكيرِه إيَّاهم السَّلامَ ، فإن لم يرُدُّوا عليه ردَّ عليه من هو خيرٌ منهم
“Salam adalah di antara nama Allah Ta’ala, Allah tempatkan di bumi, maka sebarkan di antara kalian.
Sesungguhnya seorang muslim jika mendahului salam kepada muslim yang lain, maka dia di antara mereka mendapatkan keutamaan satu derajat dengan menyebutkan salam pada mereka.
Jika mereka tidak membalasnya, maka akan ada yang membalas mahluk yang lebih mulia dari mereka.” (HR Al-Bukhari dalam Al-Adab, Al-Bazzaar)
Allah memilih tahiyah Salam (salam penghormatan) ini di dunia dan di akherat. Adapun salam di dunia sudah dimulai semenjak Nabi Adam alaihis salam.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
:«خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا، ثُمَّ قَالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ مِنْ الْمَلَائِكَةِ، فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ، تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ. فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ. فَقَالُوا: السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ» [متفق عليه].
Allah menciptakan nabi Adam alaihis salam tingginya 60 hasta, kemudian Allah berfirman,
“Pergilah kamu dan sampaikan salam kepada para malaikat, dan dengarkan apa yang mereka balas padamu, tahiyat padamu dan pada keluargamu.
Maka Nabi Adam alaihis salam mengucapkan: “Assalamualaikum”. Kemudian mereka menjawab: “Assalamualaika warohmatullah”, mereka menambah warohmatullah.” (Muttafaqun alaihi)
Sedangkan di akhirat, salam adalah tahiyat malaikat kepada orang beriman di surga, Allah berfirman:
{ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ يَدۡخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡۖ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡهِم مِّن كُلِّ بَابٖ. سَلَـٰمٌ عَلَیۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ }
(Yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang salih dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
Sambil mengucapkan, “Selamat sejahtera atas kamu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS Ar-Rad’u 23-24)
Demikianlah bahwa tahiyat Salam (salam penghormatan), yang diucapkan untuk saling sapa jika bertemu, diucapkan ketika mau masuk rumah, kantor,
diucapkan untuk mulai pembicaraan, ceramah dan khutbah, bagi umat Islam tidak dapat digantikan oleh ucapan yang lain karena keutamaannya, kemuliaannya dan ucapan kekal yang akan diucapkan umat Islam di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.[ind]