ChanelMuslim.com – Ketika hati memancarkan cahaya kemuliaan, berarti bahwa ukuran keindahan seorang hamba di sisi Allah bukanlah fisik. Demikian suatu hadits berbunyi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُم،ْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra berkata; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim, hadits no 4651)
Hikmah Hadits ;
1. Bahwa hati adalah anugrah Allah Swt termulia yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Karena setiap insan dilahirkan dalam keadaan sama kondisi hatinya; bersih & suci tanpa dosa dan noda atau dengan istilah hadits ‘setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.’
Baca Juga: Amalan-amalan Penghapus Dosa
Ketika Hati Memancarkan Cahaya Kemuliaan
2. Hanya saja, hati yang putih dan bersih saat dilahirkan, belum tentu akan menjadi tetap putih dan bersih saat ia dikebumikan manakala mata telah tertutup untuk selama-lamanya.
Faktor “amal shaleh” dan “amal salah” akan memberikan corak warna pada hatinya. Amal shaleh akan menjadikan hatinya putih bersih dan tidak ternoda.
Sementara “amal salah” akan menjadikan hatinya ternoda, berbintik-bintik hitam yang bila dibiarkan akan menjadi hati hitam yang kelam ; tidak bisa mendeteksi satu kebaikan pun.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat, dari Hudzaifah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Berbagai fitnah akan dipaparkan terhadap hati-hati manusia bagaikan tikar yang dipaparkan sehelai demi sehelai. Hati manasaja yang dihinggapi oleh fitnah tersebut, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam.
Begitu juga hati manasaja yang tidak dihinggapinya (menghindarinya), maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut menjadi sapah satu dari dua hati: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada.
Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu yang diserap oleh hawa nafsunya.” (HR. Muslim, hadits no 207).
3. Oleh karena itulah, hendaknya setiap insan selalu berusaha untuk menjaga hatinya, jangan sampai sang hati terpapar oleh debu-debu fitnah, atau terkontaminasi oleh karat-karat dunia, yang menjadikannya hitam dan ternoda serta jauh dari cahaya hidayah-Nya.
Sebab ketika manusia kembali kepada Allah Swt di Yaumil Akhir kelak, hanya mereka yg yang berhati bersih dan sucilah (baca ; memiliki qalbun salim) yang akan selamat dan mendapatkan keridhaan Allah Swt, sebagaimana firman-Nya, “dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih..”
(QS. As-Syu’ara’ : 87 – 89)
Dan semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang datang menghadap Allah Swt kelak, dengan hati bersih dan suci.. Amiiin Ya Rabbal Alamiin.
Wallahu A’lam bis Shawab
Penulis: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag. [Ln]