ChanelMuslim.com – Kabsyah binti Rafi’, ibunda dari salah satu shahabat terkemuka, Sa’ad bin Mu’adz yang ditunjuk oleh Rasulullah shallallahu’alahi wasallam sebagai pembawa bendera kaum Anshar dalam perang Badar dan salah seorang anggota majelis syuro dalam perang tersebut.
Kabsyah mendidik anak-anaknya dengan keberanian yang kokoh hingga ia merelakan kedua orang putranya sebagai perwira yang gugur agar mendapat balasan surga.
Suami Kabsyah adalah Mu’adz bin Nu’man yang berasal dari keluarga Bani Abdul Asyhal. Dari pernikahan ini mereka dianugrahi beberap putra dan putri; Sa’ad bin Mu’adz, ‘Amr bin Mu’adz, Iyas, ‘Aus. ‘Aqrab dan Ummu Hizam.
Baca Juga: Ummu Haram, Wanita yang Menikah dengan 1000 Tentara
Kabsyah binti Rafi, Ibunda Pemuka Anshar
Kabsyah binti Rafi’ masuk Islam melalui tangan anaknya, Sa’ad bin Mu’adz. Sebelum itu salah seorang shahabat Rasulullah, Mush’ab bin Umair diutus oleh Rasulullah untuk berdakwah ke Madinah, ia mampu memengaruhi dua tokoh terkemuka kaum Anshar, yaitu Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair.
Keislaman Sa’ad menjadi gerbang kemenangan bagi kabilah Aus dan Anshar. Keputusannya menjadi seorang muslim berhasil mengislamkan seluruh anggota kabilahnya.
Ia pernah berkata kepada kaumnya, “Wahai segenap anggota bani Abdul Asyhal, apa kedudukanku di tengah-tengah kalian selama ini?”
Mereka menjawab, “Kami memandangmu sebagai pemimpin kami, orang yang paling baik dalam menjaga hubungan kekeluargaan di antara kami, memiliki pandangan yang paling baik, dan paling banyak membawa keberuntungan bagi kami.”
Sa’ad melanjutkan, “Jika memang benar seperti itu, maka semua laki-laki dan perempuan di antara kalian haram berbicara padaku, kecuali jika beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Sebelum matahari terbenam, tidak ada seorangpun dari suku bani Abdul Asyhal yang belum menyatakan masuk Islam.
Pada saat itu juga, Ibu Sa’ad bin Mu’adz memeluk Islam. Iman menembus lubuk hatinya yang paling dalam dan dia merasakan ada kebahagiaan yang menyeruak dalam jiwa dan raganya.
Kebahagiaannya semakin bertambah besar, ketika rumahnya menjadi pusat perkembangn dakwah Islam, sehingga ia memberi andil yang sangat besar dalam menyebarkan keharuman Islam dan aroma wangi keimanan, hingga meliputi seluruh pelosok kota Madinah. Bahkan seluruh penjuru dunia. [Ln]
Sumber: 35 Sirah Shahabiyah, Oleh Mahmud Al-Mishri