DOA mohon jalan yang lurus terdapat dalam surat yang sering kita baca ketika shalat. Surat ini merupakan surat wajib yang mana apabila tidak dibaca, shalat kita tidak sah. Benar sekali, surat tersebut adalah Al-Fatihah.
Baca Juga: Inilah yang Menyebabkan Doa Tertolak
Doa Mohon Jalan yang Lurus
Disadari atau tidak, ada sebuah doa untuk memohon agar kita selalu menempuh jalan-jalan yang diridai Allah.
Dalam channel telegram Bimbingan Syariah, Ustaz Agus Santoso, Lc., M.P.I. menjelaskan bahwa berdoa adalah senjata kaum mukminin dan merupakan ibadah yang paling agung.
Berdoa kepada Allah menunjukkan bahwa seseorang itu membutuhkan Allah subhanahu wa ta’ala dan bentuk penghinaan diri kepadaNya dan Allah sangat menyenangi ketika hamba-Nya berdoa meminta kebutuhan pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dan di antara doa yang Allah subhanahu wa ta’ala ajarkan kepada para hamba-Nya yang wajib setiap hamba mengulang-ulang di dalam shalatnya yaitu doa yang ada di dalam surah Al Fatihah:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)
“Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (Qs. Al-Fatihah: 6).
Ini merupakan doa meminta hidayah dari Allah subhanahu wa ta’ala, karena hidayah adalah kunci mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Kemudian ayat selanjutnya meminta agar Allah Ta’ala tidak menjadikan kita termasuk orang-orang yang dimurkai Allah dan tidak pula termasuk orang-orang yang sesat.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (7)
“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.” (Qs. Al-Fatihah: 7).
Lalu, bagaimana usaha kita agar tidak menjadi orang yang dimurkai dan orang yang sesat?
Asy-Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata,
ينبغي للإنسان أن يتعلم حتى : لا يكون من الضالين
وأن يتعبد حتى : لا يكون من المغضوب عليهم .
المصدر أحكام من القران الكريم 51/1_
“Sepantasnya seseorang untuk belajar sehingga dia tidak termasuk orang-orang yang sesat dan hendaknya seorang beribadah (berdasarkan ilmunya) sehingga dia tidak termasuk dari orang-orang yang dimurkai.”
Ahkàm Min Al-Quran Al-Karìm 1/51._
[Cms]