BESARNYA keutamaan ucapan Laa Ilaaha Ilallah ini bisa menjadi motivasi untuk kita agar mudah dalam mengucapkannya. Ada sebuah hadits yang menjelaskan bahwa kalimat tersebut bisa membuat kita masuk surga.
Baca Juga: Keutamaan Membaca Surat Al-Waqiah, Bisa Dijauhkan dari Kemiskinan?
Besarnya Keutamaan Ucapan Laa Ilaa Hailallah
عن معاذ بن جبل قال:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة
Artinya: Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa salah satu tanda bahwa seseorang nanti akan masuk surga adalah di akhir hidupnya, yaitu ketika sakaratul maut dia mengucapkan ‘Laa ilaha illallah’.
Pada saat seseorang menghadapi kematian, ia begitu lemah dan payah, keadaan yang kritis bertambah gawat dengan hadirnya syetan yang menggodanya, menambah rasa sedih dan gundah.
Maka mengucapkan kalimat “laa ilaha illallah” pada saat itu tidaklah mudah sebagaimana tatkala dia dalam keadaan sehat dan normal.
Hanya orang yang ditetapkan hatinya oleh Allah Ta’ala saja yang bisa mengucapkannya.
Amalan yang berupa Ucapan dan perbuatan seseorang yang bisa menjadi sebab ketetapan dan kemudahan seseorang dalam mengucapkan kalimat itu di akhir hidupnya.
Di antara sebab seseorang mudah di dalam mengucapkan kalimat tauhid itu adalah mempelajari, memahami, mengamalkan isi dari kalimat “laa ilaha illallah”.
Kalimat ini bukan hanya diucapkan saja, tapi lebih lanjut adalah dipahami dan diamalkan dalam kehidupan nyata.
Kalimat ” laa ilaha illallah” memiliki dua rukun yaitu an-nafyu dan al-itsbat, an-nafyu adalah meniadakan sesembahan selain Allah, al-itsbat adalah penetapan sesembahan hanya kepada Allah Ta’ala.
Maka seseorang yang paham dengan kalimat ini tidak akan menjadikan sesembahan selain Allah Ta’ala, maka dia tidak akan berdoa minta kepada penghuni kubur, minta kepada wali fulan, namun dia hanya minta kepada Allah Ta’ala saja.
Dia tidak akan meyakini ada kekuasaan selain Allah Ta’ala di muka bumi, jadi tidak ada kekuasaan ratu laut selatan, sing mbahu rekso gunung ini dan itu, karena yang berkuasa hanya Allah Ta’ala saja.
Dia hanya beribadah kepada Allah Ta’ala saja, tidak membuat sesaji kepada laut, gunung dan lain lain, karena itu semua bisa merusak dan menodai tauhid.
Ritual-ritual yang lain seperti ruwatan, menyembelih untuk ratu laut selatan, dan lain-lain. Semua itu juga bisa merusak tauhid.
Di samping itu kalimat “laa ilaha illallah” juga memiliki syarat-syarat, yaitu:
1. Mengetahui maknanya (al-‘Ilmu).
2. Yakin dan tidak ragu akan kandungan maknanya (al-Yaqiin).
3. Menerima konsekuensi dari ucapan Laa Ilaaha Ilallaah dengan lisan dan hatinya serta tidak menolaknya (al-Qobuul).
4. Tunduk terhadap perintah dan larangan yang terkandung dalam Laa Ilaaha Illallah dan berserah diri kepada Allah (al-Inqiyaad).
5. Jujur dalam mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah (as-Shidq). Sesuai antara apa yang diucapkan dengan yang diyakini dalam hati serta menjalankan konsekuensinya.
6. Ikhlas dalam mengucapkannya karena Allah (al-Ikhlash).
7. Cinta terhadap kandungan yang terdapat dalam Laa Ilaaha Illallah (al-Mahabbah).
Faedah-Faedah Hadits
1. Keutamaan kalimat Laa ilaha illallahu, siapa yang mengucapkannya di akhir hidupnya, maka dia akan masuk surga.
2. Dianjurkan untuk mentalqin orang yg sekarat dengan laa ilaha illallah, untuk mengingatkannya.
3. Tidak disyariatkan mentalqin dan berdzikir laa ilaha illallah di sisi orang yang sudah meninggal.
4. Kewajiban untuk memahami kalimat laa ilaha illallah, karena kalimat tersebut bukan hanya diucapkan saja, tapi harus dipahami maknanya dan konsekuesninya.
5. Wajib memahami 7 syarat laa ilaha illallah dan mengamalkannya.
6. Menjauhi perkara-perkara yang merusak kalimat tauhid laa ilaha illallah, seperti: berdoa kepada wali, bertawasul kepada wali, beristighasah kepada orang sholeh, dan lain-lain.
Wallahu a’lam bish shawwab. [Cms]
Ustaz Agus Santoso, Lc., M.P.I