ChanelMuslim.com – Pernikahan adalah komitmen jangka panjang. Ini bukan hubungan hingga ke bulan pertama atau sampai bayi pertama atau perjalanan pertama. Insya Allah selamanya. Maka dibutuhkan perencanaan yang matang dan langkah yang benar dan tepat.
Sebelum memutuskan untuk menikah, kita harus yakin bahwa pasangan kita adalah orang yang kita inginkan untuk waktu yang lama.
Setelah menikah, pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana kita menghabiskan waktu bersama, bagaimana mengomunikasikan perasaan, melakukan kompromi seperti apa yang harus dicapai – tanyakan pada diri apakah kita akan merasa nyaman dalam jangka panjang.
Baca Juga: Mengatasi Trauma Masa Lalu dalam Pernikahan (Bag.1)
Memulai Pernikahan dengan Langkah yang Benar
Beberapa orang percaya bahwa cinta memudar seiring waktu, tetapi kita tidak boleh percaya begitu saja. Cinta seharusnya berkembang. Memang tidak terlihat sama di sepanjang kehidupan pernikahan, tetapi cinta tidak harus mati.
Kiat Memulai Pernikahan dengan Benar
1- Komunikasi
Ini mungkin klise, tapi itu benar. Bangun komunikasi yang terbuka, jujur, dan aman sejak awal pernikahan. Apa maksud dengan ini semua?
Terbuka: Ketika Anda atau pasangan Anda sedang kesal, penting untuk tidak menutup diri. Jika Anda membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, tidak apa-apa. Tetapi seharusnya tidak lebih dari satu atau dua jam. Komunikasikan perasaan Anda dengan jelas tanpa menyalahkan. Menutup diri hanya akan menyebabkan kebencian dan bahaya.
Jujur: Jangan tidak jujur untuk menjaga perasaan pasangan Anda. Tidak perlu bersikap kasar, tetapi jika Anda terluka, penting untuk menyampaikannya.
Nyaman: Jika Anda ingin jujur, Anda juga harus membiarkan pasangan Anda merasa nyaman. Anda tidak bisa marah karena dia mengatakan Anda menyakitinya, misalnya. Itu akan menyebabkan dia menjadi tertutup di masa depan. Daripada memikirkan tanggapan Anda selanjutnya, dengarkan baik-baik apa yang dia katakan.
SANGAT penting untuk dicatat bahwa nasihat ini berlaku dua arah. Jika Anda menerima perasaannya, tetapi dia bersikap tidak baik kepada Anda, itu TIDAK boleh dan Anda harus mencari konseling.
Nasihat di atas banyak difokuskan pada hal negatif – tetapi ini juga berlaku untuk komunikasi positif! Apakah sesuatu yang indah terjadi pada hari Anda? Jangan menahan diri karena menurut Anda suami Anda mungkin tidak tertarik. Dia adalah pasanganmu seumur hidup. Anda harus berbagi dengannya.
Sangat dianjurkan untuk terbuka dalam menyatakan kasih sayang satu sama lain. Ini akan memupuk hubungan cinta yang akan bertahan hingga melampaui fase “bulan madu”.
2- Jangan Kehilangan Diri
Ini terutama berkaitan dengan, meski tidak eksklusif, dengan pernikahan antar budaya.
Sangat umum bahwa ketika seorang wanita menikahi seorang pria yang berbeda suku dan kebiasaan, dia kehilangan identitas budayanya sendiri. Dia membuat makanan dari budayanya, dia memakai pakaian dari budayanya, dia mengadopsi norma gender dan ekspektasi dari budayanya. Jangan lakukan ini. Tentu saja baik untuk menghargai budaya asal pasangan Anda – tetapi sekali lagi, ini harus berjalan dua arah. Anda berdua harus saling menerima dan memahami kebiasaan masing-masing.
Pastikan Anda berbicara dengan suami Anda tentang bagaimana keadaan di rumah Anda.
3- Jaga Cinta Tetap Hidup
Itu selalu menjadi misteri mengapa orang berusaha keras untuk merayu pasangan mereka dan melakukan apa saja di awal pernikahan dan kemudian membiarkan semuanya hilang sejalan dengan waktu. Apakah benar cinta memudar seiring waktu? Seharusnya tidak. Cinta berubah dan berkembang. Memang pada akhirnya kita terbiasa dengan kehadiran pasangan kita. Saling menjaga dan saling membutuhkan. Sepanjang kehidupan pernikahan cinta harus selalu dihidupkan, jangan dibiarkan mati.
Rencanakan waktu antara pekerjaan dan anak-anak untuk terikat dengan pasangan. Temukan sesuatu yang Anda sukai berdua dan lakukan bersama. Tidak harus sesuai dengan ide “romantis” yang lazim dilakukan orang. Dan mungkin bukan juga sesuatu yang kita sukai pada awalnya. Kita terbuka pada ide apa saja, meskipun itu hanya sekedar berjalan pagi berdua atau berkebun.
Hal lain yang luar biasa untuk dilakukan dengan pasangan Anda adalah shalat bersama. Ini adalah pengalaman batin yang akan membawa Anda lebih dekat dengan Allah dan lebih dekat satu sama lain. Jika suami Anda dibesarkan sebagai Muslim, mungkin dia bisa mengajari Anda beberapa surat dan doa. Rasanya intim secara spiritual untuk mengetahui apa yang ada di pikirannya ketika dia berkomunikasi dengan Allah.
Dan, tentu saja, jika Anda menyukai hal-hal klasik yang romantis seperti cokelat dan mawar, tidak ada yang salah dengan itu!
4- Pernikahan adalah Komitmen Jangka Panjang
Pernikahan adalah komitmen jangka panjang. Ini bukan pernikahan, ini bukan bulan pertama atau sampai bayi pertama atau pertarungan pertama. InsyaAllah selamanya. Semoga Anda sudah memutuskan bahwa calon suami Anda adalah orang yang Anda inginkan untuk menemani Anda dalam waktu yang lama.
Belajarlah untuk membangun komunikasi positif bersama calon suami. Bicarakan bagaimana Anda berdua akan menghabiskan waktu bersama, bagaimana mengomunikasikan perasaan masing-masing, kompromi seperti apa yang harus dicapai – tanyakan pada diri Anda apakah Anda akan merasa nyaman dengan dalam jangka panjang.
Dan Allah Maha tahu yang terbaik. Selalu meminta petunjuk dalam setiap keputusan. Apalagi keputusan untuk menikah. Apakah dia yang terbaik? Mintalah petunjuk pada Allah, terlebih ketika sudah menjalani pernikahan. Selalu Allah yang akan menjadi tempat kita bergantung. [My]