Lebaran masih berlangsung, keluarga dari berbagai garis keturunan berkumpul. Saat melihat keluarga berkumpul dengan anak-anak mereka yang menggemaskan, terlihat manis dimatamu yang masih lajang, “sepertinya memiliki pasangan hidup sangat membahagiakan” batinmu.
Kamupun memiliki keinginan yang tinggi untuk segera menikah, apalagi setelah berbagai pertanyaan “kapan nikah?” menghujammu bertubi-tubi. Kamu merasa akan hidup lebih tenang setelah menikah nanti. Semua masalah bisa terselesaikan dengan kamu menikah. Tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang akan terus menyudutkanmu.
Baca Juga: Ketika Pangeran Tampan Tidak Pernah Datang, 6 Saran untuk Muslimah Lajang
Ini yang Perlu Kamu Pikirkan Saat Masih Lajang
Padahal setelah menikah kamu akan dihadapkan dengan permasalan-permasalan baru yang jauh lebih rumit dan kompleks. Bahkan mungkin kamu belum pernah mengalaminya, sehingga bagi kamu yang berekspektasi tinggi bahwa pernikahan mampu menyelesaikan seluruh masalah akan kaget.
Untuk menuju pernikahan dibutuhkan persiapan mental yang matang. Cobalah untuk berkaca pada masalah-masalah yang sedang atau telah kamu hadapi selama ini. Apakah kamu telah mampu menyelesaikannya dengan baik dan bijak atau justru kamu tipe yang membuat masalah semakin runyam bahkan melarikan diri.
Kamu harus melatih dirimu untuk bisa menanggung masalah-masalah hari ini. Maka kamu akan terbiasa untuk menghadapi masalah hari esok. Jika sampai hari ini kamu masih sering melepas masalah, maka jangan berharap terlalu tinggi dengan pernikahan yang bahagia.
Bisa jadi Allah menahan jodohmu hingga saat ini karena kamu masih belum bijak menghadapi masalah. Allah menginginkanmu melatih mental agar tahan banting dengan segala ujian pernikahan.
Bisakah nantinya kamu menyelesaikan masalah keluargamu tanpa melibatkan orang tua? bisakah kamu dan pasangan membicarakan dengan baik masalah yang sedang dihadapi? dan bisakah anak-anakmu tidak terlibat pada pertengkaranmu dengan pasangan? dan beragam pertanyaan lainnya berikatan dengan ujian dalam rumah tangga.
Nasihat ini bukan untuk membuatmu ciut menghadapi pernikahan. Namun bertujuan memberi cara pandang yang lebih luas tentang kehidupan setelah menikah serta menyadarkanmu pentingnya persiapan mental menghadapi pernikahan. [Ln]