BAGAIMANA cara mengetahui akhlak seseorang sebelum kita menikahinya? Semua orang tentu saja mendambakan menikah dengan seseorang yang dicintainya.
Semua bayangan tentang pernikahan yang ideal terpampang di benaknya. Rasa-rasanya akan begitu membahagiakan menikah dengan seseorang yang kita sukai.
Baca Juga: Ingin Menikah dengan Orang Luar Negeri? Ini Persyaratan Menikah dengan WNA
Cara Mengetahui Akhlak Seseorang sebelum Menikahinya
Ada beragam alasan yang membuat kita menyukai seseorang. Bisa dari parasnya yang cantik atau ganteng. Atau karena keturunannya.
Bisa jadi karena hartanya. Namun yang sebaiknya kita lihat lebih dahulu adalah akhlaknya. Akhlak yang berasal dari pemahamannya terhadap agamanya.
Bagaimana caranya meneliti akhlak seseorang? Umar bin Khathab memiliki tiga ukuran untuk menimbang benarkah seseorang mengenali orang lain.
Satu hari ketika seseorang memuji kawannya dalam persaksian sebagai orang baik, Umar bin Khathab bertanya padanya, ”Apakah engkau pernah memiliki hubungan dagang atau utang piutang dengannya, sehingga engkau mengetahui sifat jujur dan amanahnya ?”
”Belum,” jawab orang itu ragu.
”Pernahkah engkau berselisih perkara dan bertengkar hebat dengannya sehingga tahu bahwa dia tidak fajir (tidak adil dan tidak taat pada Allah) dalam berbantahan?”
”Ehm, belum juga.”
”Pernahkah engkau bepergian dengannya selama 10 hari sehingga telah habis kesabarannya untuk berpura-pura lalu kamu mengenali watak-watak aslinya ?”
”Itu juga belum.“
“Kalau begitu pergilah kau, hai hamba Allah. Demi Allah kau sama sekali tidak mengenalnya!”
Lalu bagaimana kita meneliti akhlak calon pasangan yang kita inginkan. Contohlah jejak Khadijah binti Khuwailid ketiika mengutus Maisarah ikut Rasulullah dalam perjalanan perdagangannya ke negeri Syam.
Kita bisa meminta seseorang yang kita percayai untuk meneliti tiga hal sesuai dengan nasehat Umar bin Khathab:
1. Teliti interaksinya dalam berniaga, jual beli dan persoalan utang piutang.
2. Teliti caranya berdiskusi, berargumentasi dan berbeda pendapat. Apakah dia termasuk yang suka memaksakan kehendak, cepat marah dan sulit berlapang dada.
Ini penting berkaitan dengan interaksinya dengan pasangannya kelak ketika berumah tangga.
3. Bertanyalah pada orang yang pernah bepergian dengannya dalam waktu 10 hari atau lebih. Apakah dia orang yang sabar, bersih, teratur, disiplin dan rajin beribadah.
Kita bisa melihat kebiasaan-kebiasaan kecilnya dan juga caranya berinteraksi dengan orang lain.
Jika semuanya sudah dilakukan, maka carilah hal yang membuat kita menyukai dan kemudian mencintainya dengan tulus. jangan mencintainya dengan cinta yang buta. Mencintailah dengan alasan yang kuat. [MAY/Cms]