BAGAIMANA tips membuat anak menjadi penurut? Kebanyakan orang tua marah itu karena anak sulit diatur, suka membantah, menyepelekan atau meremehkan orang tua, melawan.
Pendiri Rumah Pintar Aisha Dyah Lestyarini mengatakan bahwa jika kita ingin anak respek dengan kita, menuruti kata orang tua, tidak melawan, menyayangi bahkan sampai berdoa dengan tulus untuk orang tuanya, orang tua harus membangun ikatan hati terlebih dahulu.
“Kunci semuanya itu ada pada kata ikatan hati (bonding). Ingat ya Bun, kalau anak sudah mampu mendoakan orang tuanya dengan tulus, antara orang tua dan anak sudah pasti terjalin ikatan hati yang kuat,” kata Dyah dalam Kuliah WhatsApp Tumbuh yang digelar pada Sabtu (29/5/2021).
Baca Juga: Seni Membuat Anak Patuh pada Orangtua
Tips Membuat Anak Jadi Penurut
Lalu, bagaimana caranya membangun ikatan hati yang kuat itu? Orang tua tidak hanya hadir secara fisik tetapi harus hadir secara psikologis dan spiritual.
Banyak orang tua yang hanya hadir secara fisik tetapi tidak hadir secara psikologis dan spiritual sehingga timbullah masalah seperti yang tadi diceritakan.
Hadir secara psikologis yaitu dengan menunjukkan rasa kasih sayang kepada anak, yakni sering-seringlah mengucapkan kata sayang kepada anak, misalnya: “Sini Kak, Ayah sangat sayang sama Kakak”.
Memperhatikan Anak
Kedua, dengan memperhatikan mereka, misalnya: “Masya Allah gambar adik bagus sekali ini, bagaimana ceritanya Dik? Coba adik ceritakan sama Bunda”, “Alhamdulillah Kakak hebat, puasanya tuntas 30 hari, Bunda bangga dan sayang sama kakak, semoga Allah memberi pahala yang banyak ya”.
Perbanyak Tersenyum
Ketiga, perbanyaklah tersenyum kepada anak. Saat bertatap muka dengan anak, berikan senyum terindahmu dan senyum tulusmu, wahai Bunda. Saat anak menolong Bunda, misalnya mengambilkan sesuatu, ucapkan “Jazakillah anak yang sholehah”.
Anak akan merasa bahagia, hatinya akan merasa senang. Anak akan merasa dihargai dan perhatian.
Bercanda dan Tertawa Bersama Anak
Lalu yang keempat adalah bercanda dan tertawa bersama anak. Sesekali ngobrol santai dengan anak. Biarkanlah anak bercerita pengalamannya di sekolah, cerita temannya, cerita saat ia bermain.
Saat Ayah dan Bunda mampu mendengarkan dengan empati, lalu merespon ceritanya dengan baik maka anak akan merasa berharga dan bahagia.
Mendongeng sebelum Tidur
Kemudian yang kelima, coba biasakan bercerita atau mendongeng saat anak menjelang tidur. Aktivitas ini juga mendekatkan secara hati.
Bermain bersama Anak
Keenam, bermain bersama anak. Kebutuhan anak itu bermain dan bergembira. Saat orang tuanya bisa menjadi teman bermainnya maka anak akan merasa sangat senang sekali. Terutama di masa pandemi seperti ini, orang tua harus menyediakan waktu untuk bermain bersama anak dan bersenang-senang bersama agar anak tidak bosan dan stress.
Orang tua bisa bermain mobil-mobilan dengan anak, perang-perangan, tembak-tembakan dengan air, peta umpet, masak-masakan, sekolah-sekolahan, dokter-dokteran dll.
Mencium dan Memeluk Anak
Ketujuh adalah sering-sering mencium dan memeluk anak. Pelukan dan ciuman orang tua kepada anak akan menentramkan jiwa dan hatinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mencium Hasan bin Ali sedangkan di samping beliau ada Aqra’ bin Habis al-Tamimi sedang duduk.
Lalu Aqra’ berkata, “Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium seorangpun di antara mereka.”
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memandangnya kemudian bersabda, “Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi.” (HR. Bukhari).
Sedangkan hadir secara spiritual dengan memberikan pemahaman tentang agama kepada anak dan mengajak mereka beribadah bersama. Ayah dan Bunda perlu memiliki waktu khusus untuk mengajari anak ilmu agama.
Baca Juga: 4 Bekal dalam Mendidik Anak
Mengajari Anak Ilmu Agama
Ada 2 waktu yang bisa menjadi alternatif yakni waktu setelah sholat maghrib dan waktu menjelang tidur. Pada waktu-waktu itu, Ayah dan Bunda perlu ada kebiasaan memberikan anak pendidikan agama bisa melalui ceramah tentunya yang mengasyikkan anak atau dengan pola mendongeng atau bercerita.
Lalu pemahaman juga bisa dilakukan dengan sering memutar film-film anak yang edukatif.
Beribadah bersama Anak
Setelah pemahaman tentang agama, yang kedua adalah beribadah bersama anak seperti sholat berjamaah di masjid bersama, sholat tahajud bersama, mengaji selepas subuh dan maghrib bersama, menghafal Al Quran bersama, sedekah dengan pergi ke anak yatim bersama, mengumpulkan barang/mainan yang akan disedekahkan bersama, puasa sunah bersama, mendampingi anak melihat film edukatif atau film agama misalnya kisah nabi dan saling memaafkan antar anggota keluarga sebelum tidur.
Dimulai dari Bunda yang memberi contoh dengan meminta maaf kepada Ayah, dan kepada anak-anak, lalu gantian Ayah yang meminta maaf kepada Bunda dan anak-anak terakhir anak yang meminta maaf kepada Ayah dan Bundanya.
Setelah selesai, ajarkan juga anak-anak untuk memaafkan siapapun yang bersalah kepada mereka pada hari itu.
Mencontohkan Berdoa
Yang ketiga adalah berdoa. Ajarkan anak untuk mendoakan orang tuanya. Bunda bisa memberikan contoh dengan mendoakan kakek dan nenek agar anak mengikuti dengan mendoakan Ayah dan Bundanya.
Lalu doakan anak dengan doa yang baik, jika perlu, doanya dikeraskan agar anak mendengarkannya. Hal ini dilakukan agar muncul ikatan hati antara anak dan kedua orang tuanya.
Ayah, Bunda, saat Ayah dan Bunda mampu hadir dalam ruang psikologis anak dan juga ruang spiritual anak maka antara anak dan orang tuanya telah terjalin ikatan hati yang kuat. Anak akan respek dengan orang tuanya, menghormati, menghargai, menuruti kata orang tuanya.
Anak akan sangat sayang kepada orang tuanya dan karena sayangnya anak kepada orang tuanya, ia bisa mendoakan orang tuanya dengan sungguh-sungguh.
Orang tuanya telah banyak menanamkan memori kebaikan, kasih sayang, perhatian, cinta, penghargaan pada diri anak. Sampai kapanpun memori itu akan terus ada.
Saat orang tuanya meninggal dunia, anak akan berjuang untuk bisa masuk surga bersama kedua orang tuanya, dengan banyak beristighfar untuk kedua orang tuanya dan banyak beramal sholeh yang juga diniatkan untuk kedua orang tuanya sehingga kedua orang tuanya, Allah ampuni dosa-dosanya, dan Allah tambahkan pahala dan derajat kepada kedua orang tuanya.
Orang tua yang mendapatkan kiriman istighfar dari anaknya ini kelak akan kaget, begitu besarnya pahala yang anak kirimkan kepadanya. “Sungguh seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga lalu dia pun bertanya, ‘Dari mana ini?’ Dijawab, ‘Karena istighfar anakmu untukmu” (Sunan Ibnu Majah).[ind]