RAMADAN adalah bulan tarbiyah (pendidikan). DR. Raghib As-Sirjani dalam kitabnya ‘Ramadan wa Bina’ul Ummah’ mengatakan, ada beberapa sisi pendidikan dalam puasa Ramadan untuk menanamkan iman dan memperbaiki akhlak anak:
Pertama, Ramadan mendidik kaum muslimin untuk memenuhi perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala secara totalitas.
Motivasi anak untuk melakukan ibadah di bulan Ramadan dengan menjelaskan keutamaan ibadah-ibadah itu dan pahalanya di sisi Allah. Anak-anak pun menjalani segala ibadah di bulan Ramadan dengan senang hati.
Kedua, Ramadan mendidik kaum muslimin agar menundukkan syahwatnya. Ketika Ramadan kaum muslimin dilarang melakukan hal-hal yang pada hakikatnya halal bila dilakukan pada siang hari di selain Ramadan, seperti makan, minum, dan berhubungan suami-istri.
Hasil dari pendidikan ini, kita dan keluarga akan lebih mampu untuk menahan diri dari makanan dan minuman yang tidak jelas asal-usulnya, serta mampu untuk menjaga diri dari pergaulan lawan jenis yang diharamkan.
Untuk menjaga syahwatnya, kurangi atau tidak sama sekali bersentuhan dengan tayangan televisi yang tidak baik.
Baca Juga: Tips Menata Interaksi Suami Istri di Bulan Ramadan
Ramadan Saat untuk Menanamkan Iman dan Memperbaiki Akhlak Anak
Ketiga, Ramadan mendidik kaum muslimin agar mengendalikan nafsu serta memiliki kesanggupan untuk menahan amarah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
”Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.
Puasa adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, bersuara tidak pantas, dan tidak mau tahu.
Lantas jika ada seseorang yang menghinanya atau memeranginya (mengajaknya berkelahi), maka hendaklah ia mengatakan, ’Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.”
(HR. Bukhari Muslim).
Ingatkan anak dengan akhlaq ini ketika dia hendak marah atau berkelahi dengan adik atau temannya.
Keempat, Ramadan mendidik kaum muslimin untuk senang berinfaq. Ramadan mampu membentuk jiwa orang yang berpuasa menjadi dermawan dengan memberikan kebaikan kepada orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan, yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril selalu menemuinya setiap malam bulan Ramadan, lalu memantau bacaan Al-Qur’an beliau.
Pada saat ditemui Jibril, Rasulullah lebih dermawan dengan penuh kebaikan (lebih cepat) daripada angin yang ditiupkan.” (HR. Bukhari Muslim).
Ajaklah anak untuk memperbanyak sedekah, contohnya dengan memberikan ta’jil gratis pada pengendara yang lewat di depan rumah.
Kelima, Ramadan mendidik kaum muslimin agar memiliki rasa persatuan, persaudaraan, dan kasih sayang. Segenap kaum muslimin di seluruh penjuru dunia akan berpuasa pada hari yang sama dan berbuka pada hari yang sama pula.
Mereka akan mulai berpuasa pada saat yang sama, ketika fajar, dan berbuka di saat yang sama pula, yaitu ketika maghrib.
Ramadan tidak membedakan antara yang kaya dan miskin, penguasa dan rakyat biasa. Sungguh luar biasa, ada jiwa kebersamaan yang memasuki hati kaum muslimin pada bulan Ramadan. Sesekali ajak anak ke masjid atau panti asuhan untuk merasakan berbuka puasa bersama orang lain.
Keenam, Ramadan mendidik kaum muslimin merasakan penderitaan dan kesulitan orang lain. Kaum muslimin merasakan penderitaan lapar dan dahaga untuk waktu tertentu pada siang Ramadan.
Ia merasa lapar dan menderita seperti yang sering dirasakan fakir miskin atau seperti yang dikatakan Ibnu Qayyim,
”Puasa dapat mengingatkan bagaimana rasanya perut keroncongan dan dahaga yang membakar dan sering dirasakan para fakir miskin”.
Sehingga, di saat ia melihat orang lain serba kekurangan, maka tersentuhlah hatinya untuk berbagi kepada mereka.”
Ingatkan anak pada nasib anak-anak yang terlantar atau nasib saudara-saudara seiman yang sedang dilanda kesusahan seperti di Palestina, Suriah atau Rohingya.
Dan, ketujuh, Ramadan mendidik ketakwaan dalam hati kaum muslimin. Sebab, tujuan yang ingin dicapai dari ibadah puasa adalah untuk membentuk pribadi-pribadi yang bertakwa, yakni pribadi yang mampu menghadirkan Allah subhanahu wa ta’ala dalam setiap aktivitas dan perilakunya.
Dengan kehadiran Allah subhanahu wa ta’ala dalam setiap aktivitas dan perilakunya, maka orang tersebut akan senantiasa terbimbing dari perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya.
Ajarkan anak untuk selalu mengingat Allah dan mengucapkan syukur atas segala makanan yang tersedia saat berbuka dan sahur. [May/Ln]