ChanelMuslim.com – Raihlah hatinya, Bunda. Sulitnya orang tua mengarahkan anak sebenarnya berawal dari ketidakmampuan ayah bunda untuk meraih hati sang anak. Terjadi hambatan psikologis yang menyebabkan hubungan dengan sang buah hati menjadi tidak hangat.
Oleh: Hifizah Nur, S.Psi., M.Ed. (Ketua Hikari Parenting School)
Anak saya sering berteriak-teriak bahkan memukul siapa saja yang ada di dekatnya, terutama kalau sedang marah Mbak..”, ”Bagaimana sih caranya agar anak saya mau menuruti perkataan saya?”, “Anak saya nakal sekali, susah diatur..”begitulah kira-kira keluhan para bunda yang mampir dalam memori saya.
Dalam kondisi-kondisi tertentu, masalah seperti ini masih bisa dianggap biasa. Namun, kalau hubungan yang tidak harmonis ini berlangsung dalam waktu berbulan-bulan, bahkan menahun, maka tentu ada yang salah dengan pola hubungan antara kita dengan sang buah hati.
Baca Juga: Meraih Hati Sebelum Menasihati
Raihlah Hatinya, Bunda
Sulitnya orang tua mengarahkan anak sebenarnya berawal dari ketidakmampuan ayah bunda untuk meraih hati sang anak. Terjadi hambatan psikologis yang menyebabkan hubungan dengan sang buah hati menjadi tidak hangat. Akibatnya, apa pun yang kita ajarkan sulit untuk masuk ke dalam hatinya, dan mewarnai perilakunya.
Berikut ini ada tips yang bisa dipakai oleh orang tua agar bisa meraih hati sang buah hati:
Menerima anak apa adanya
Teorinya memang mudah, menerima anak apa adanya. Namun sering kali orang tua terjebak dengan perasaan tidak puas ketika melihat anak melakukan kesalahan atau memiliki kekurangan tertentu.
Anak-anak kita masih dalam proses tumbuh dan berkembang. Selama proses ini berlangsung, seperti juga kita yang sudah dewasa, sering kali salah dalam bertingkah laku. Anak-anak sering dicap nakal ketika berbuat salah. Padahal, yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah mengarahkannya dnegan lembut dan bukan mengadilinya.
Selain itu anak kita adalah individu yang unik. Yang memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Melihat kelebihan-kelebihannya dan mendorong anak untuk lebih banyak mengeluarkan potensi kebaikannya, lebih baik dari pada membandingkan kekurangannya dengan kelebihan anak-anak lain.
Memberi cinta tanpa syarat
Setelah menerima anak apa adanya, tentu lebih mudah bagi orang tua untuk mencintai anak tanpa syarat. Kita mencintai anak-anak kita bukan karena ia cantik, pintar atau karena ia berbakat dalam bidang tertentu. Tetapi simply karena anak-anak adalah anugrah terbesar yang dititipkan Allah SWT kepada kita.
Karena anak-anak lah kita bisa belajar banyak hal. Tentang kelembutan, tentang kesabaran, tentang memaafkan kesalahan kecil karena kita manusia yang tidak sempurna. Anak-anak juga mengajarkan kita tentang ketangguhan menghadapi kendala-kendala dalam hidup kita. Tanpa kita sadari, anak-anaklah justeru yang membuat kita lebih kuat dan tidak cengeng dalam menjalani hidup ini.
Mengungkapkan rasa cinta
Seperti orang dewasa, anak-anak tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran kita. Anak-anak tidak akan tahu betapa kita memiliki rasa cinta yang besar, kalau kita tidak mengungkapkannya.
Ungkapan sayang dengan kata-kata, dengan belaian lembut, dengan tepukan lembut di kepala atau di pundak, tatapan sayang dan ciuman adalah perilaku yang perlu dibiasakan oleh orang tua. Ungkapan secara lisan maupun dengan bahasa tubuh inilah yang memberikan peneguhan kepada anak. Anak merasa bahwa ia dicintai oleh ayah bundanya. Anak-anak akan merasa kalau ia berharga bagi keluarganya. Inilah dasar lahirnya rasa percaya diri bagi sang anak.
Perilaku lembut ini tidak hanya perlu dilakukan kepada anak-anak balita saja. Anak-anak usia sekolah dasar pun masih memerlukan sentuhan kasih sayang seperti ini. Dengan sentuhan fisik dan lisan. Kalau perlu adakan waktu-waktu khusus untuk mengungkapkan rasa sayang kepada sang anak. Misalnya sebelum tidur atau setelah bangun tidur. Ini sangat efektif untuk menyambungkan ikatan hati antara orang tua dan anak.
Memperbanyak ngobrol dengan anak
Obrolan ringan di meja makan, obrolan santai sebelum tidur, candaan dan diskusi hangat dengan anak-anak efektif untuk menjalin komunikasi dengan anak. Dengan obrolan ini, kita jadi tahu apa yang dirasakan dan dipikirkan anak-anak kita. Kita jadi tahu stres macam apa yang dialami anak-anak kita di luar sana, ketika mata kita tidak bis amenjangkau mereka.
Kemampuan mendengar sangat diperlukan untuk dimiliki orang tua. Kelihatannya mudah, tapi sebenarnya sulit sekali untuk dilaksanakan. Mendengar dengan hati, mendengar tanpa menilai, mendengar dengan empati. Tidak semua orang memiliki kemampuan ini. Kemampuan ini harus dilatih dan dibiasakan oleh orang tua. Terkadang stres-stres yang ringan bisa diobati hanya dengan mendengarkan saja. Stres-stres ringan ini kalau dibiarkan menumpuk, akhirnya menjadi tekanan yang tidak baik untuk perkembangan anak.
Memohon kepada Allah untuk Kebaikan Sang Buah Hati
Kebiasaan ini menumbuhkan hubungan yang kuat dan mendalam dengan anak-anak kita. Saat kita memohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang sholih, semoga menjadi saat menguatnya akar cinta, yang ditanamkan oleh Allah ke dalam diri kita.
Cinta yang tulus kepada anak-anak kita mendorong meluncurnya doa-doa agar Allah senantiasa membimbing mereka tetap berada di jalan yang lurus.
Itulah beberapa tips yang bisa kita coba untuk meraih hati sang buah hati. Semoga antara hati kita dengan hati anak-anak kita saling berhubungan, “kokoro to kokoro ga tsunagatteiru” begitu istilah orang Jepang. Setelah hubungan ini terjalin, insya Allah akan mudah bagi kita untuk membimbing dan mengarahkan mereka untuk menjadi anak-anak yang sholih.[ind]