BAGAIMANA cara mendampingi anak 6 tahun yang kurang pede? Seorang ibu bernama Zaenab memiliki anak perempuan yang berusia 6 tahun. Mereka tinggal di Kanada, dan berasal dari Mesir.
Anaknya sangat cerdas, masha ‘Allah, dan dia sangat sensitif.
Dia mulai menangis jika Zaenab marah padanya dan mulai menaikkan suaranya. Kemudian dia akan marah pada dirinya sendiri.
Zaenab ingin anaknya menjadi orang yang istimewa, orang yang baik dalam agama, sopan santun, budaya dan pada semuanya.
Anaknya mengalami masalah dengan kesendirian sepanjang waktu. Ketika ada pertemuan dengan teman-temannya, anaknya bermain seperti biasa.
Namun kemudian, anak itu mulai meniru segala tingkah laku anak-anak yang lain. Alasannya, anak Zaenab takut jika dia tidak melakukan, itu mereka akan meninggalkannya.
Zaenab sudah mencoba berbicara dengannya untuk menjadi dirinya sendiri, tetapi dia tidak pernah mendengarkan.
Zaenab mengerti bagaimana perasaan anaknya, merasa sendirian, terutama di negara yang asing. Zaenab merasa anaknya tidak memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri.
Baca Juga: Pede Menjadi Remaja Muslim
Mendampingi Anak 6 Tahun yang Kurang Pede
Salah satu hadiah terbaik yang dapat kita berikan untuk membantu anak-anak kita mengembangkan dirinya adalah dengan mencintai Islam sejak awal.
Hal ini akan menuntun pada semua aspek lain dari kehidupan mereka ke jalan yang benar.
Salah satu masalah yang dihadapi orang tua dalam mencoba melakukan ini, adalah bahwa kita sering tidak tahu di mana, kapan, atau bagaimana memulainya.
Salah satu cara terpenting untuk memulai adalah dengan melihat bagaimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam berbicara dan berlaku pada anak-anak dan orang lain dalam hidupnya.
Kita tahu bahwa dia memperlakukan anak-anak dengan cara yang baik, mengajar mereka melalui permainan dengan cara yang sangat lembut dan lucu.
Dia mendengarkan mereka dengan serius. Dia turun ke tanah dan bermain dengan mereka.
Sekarang, mari kita lihat bagaimana menerapkannya dalam kehidupan kita hari ini.
Baca Juga: 3 Cara Mengasah Kepercayaan Diri Anak Sejak Dini
Bagaimana Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Saya?
Sangat penting bahwa kita menetapkan pedoman dan aturan untuk diikuti anak-anak kita. Pilih maksimum lima atau enam hal yang Bunda rasa perlu diperbaiki.
Kemudian duduk bersama anak di tempat yang menyenangkan dan diskusikan secara singkat dengannya. Bersama-sama, buatlah aturan.
Misalnya, jika Bunda ingin anak menjaga mainannya dan hal-hal lain dengan rapi, diskusikan dulu.
Diskusikan mengapa barang-barang kita harus dijaga dengan cara tertentu — untuk menjaganya dalam kondisi yang baik, karena ruang yang terbatas, dan sebagainya.
Lalu tunjukkan padanya cara menyimpannya dengan benar.
Setelah ini, Bunda dapat mengatur waktu tertentu bahwa ini harus dilakukan, katakan satu jam sebelum tidur. Kapan pun Bunda memilih, Bunda dan ananda harus melakukan pemeriksaan kamar bersama — kamar Bunda dan miliknya!
Benar, Bunda harus memberi contoh kamar yang bersih, jika tidak dia tidak akan pernah mengikuti aturan.
Pastikan bahwa aturan yang Bunda atur mencakup perilaku umum; misalnya, menyingkirkan barang-barang yang tidak perlu.
Aturan membuang barang-barang yang tidak diperlukan membuat aturan lebih mudah diikuti dan akan menjadi kebiasaan seumur hidup.
Setelah mengatur sistem ini, Bunda tidak perlu berteriak padanya. Siapkan hadiah saat peraturan diikuti. Jika peraturan tidak diikuti, ingatkan dia tentang peraturan itu dengan tetap tenang dan tenang.
Buat pengingat kedua, lalu akhirnya jelaskan bahwa dia tidak akan mendapatkan hadiah untuk peraturan yang dia langgar.
Bersikaplah konsisten dan tegas, namun baik dan penuh kasih. Juga, berhati-hatilah untuk tidak melanggar aturan sendiri! Ajarkan dengan contoh.
Baca Juga: Manfaat Memiliki Hewan Peliharaan bagi Anak
Tunjukan Kebanggaan pada Kepercayaan Dirinya
Mengembangkan rasa percaya diri pada anak itu sangat penting. Bunda dapat membantunya dengan mendengarkan dan memuji ide-ide bagusnya, pekerjaan, dan perilakunya.
Berikan tugas dan aktivitas mandirinya untuk dilakukan di rumah. Ini akan membantunya melihat dirinya sebagai orang yang bertanggung jawab, dan tidak hanya mengikuti instruksi Bunda.
Beri dia kesempatan untuk membuat pilihan. Misalnya, “Apakah kita akan membuat spageti atau ayam untuk makan malam ini?”
Pastikan hal-hal yang harus dia pilih adalah hal-hal yang ingin Bunda lakukan.
Saat kepribadiannya berkembang di rumah, Bunda harus memperhatikan beberapa perubahan saat dia bersama teman-temannya.
Bunda dapat menyarankan kepadanya beberapa permainan atau kegiatan yang harus dilakukan saat dia bersama teman-temannya.
Yang terpenting, praktikkan Islam bersama. Jika Bunda belum melakukannya, berdoalah bersama keluarga, baca Al-Qur’an bersama keluarga, dan diskusikan Hadis dan Sunnah Nabi.
Sisihkan waktu setiap malam untuk mempelajari doa baru atau menghafal satu atau dua ayat Al-Qur’an. Inilah saatnya untuk menjadikan Islam bagian dari hatinya. [My/ind]
Sumber: aboutislam.net