BATUK merupakan kondisi yang membahayakan bayi, tetapi kondisi tersebut umum terjadi di berbagai kelompok usia dan berperan sebagai mekanisme perlindungan alami tubuh.
Menurut Seorang spesialis penyakit menular anak di Nassau County Medical Center di East Meadow, menjelaskan bahwa batuk membantu membersihkan tenggorokan dari lendir, dahak, serta sisa makanan yang mungkin tersangkut di saluran udara.
Tetapi batuk juga dapat menjadi pertanda penyakit yang serius dan memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Penyakit tertentu dapat teridentifikasi melalui pola batuk yang muncul.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala yang terkait dengan batuk sebagai tanda masalah kesehatan yang mungkin terjadi.
Baca juga: 4 Makanan Pantangan untuk Ibu Menyusui Supaya Bayi Sehat dan ASI Lancar
Kenali 6 Tanda Batuk yang Membahayakan pada Bayi
Terutama pada bayi, perlu diwaspadai karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Berikut adalah gejala berbahaya yang perlu diperhatikan saat bayi mengalami batuk.
1. Batuk kering terus menerus
Jika bayi mengalami batuk yang berlangsung dalam waktu yang lama, segera bawa ke dokter. Meskipun bayi biasanya mengalami kasus COVID-19 yang ringan atau tanpa gejala, tetapi mereka juga dapat mengalami berbagai efek samping, termasuk batuk kering atau basah.
Gejala umumnya muncul dalam rentang waktu 2-14 hari setelah terpapar virus, dan sering kali menyerupai pilek atau flu. Jika bayi mengalami batuk kering yang berkepanjangan, terutama jika terdapat gejala lain seperti demam, sulit bernapas, atau kelelahan yang tidak wajar, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.
2. Batuk disertai suara mengi
Mengi adalah suara napas yang berbunyi seperti siulan. Kondisi ini merupakan tanda adanya masalah penyumbatan atau obstruksi pada saluran pernapasan. Orangtua perlu meninjau lebih lanjut, karena hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah penyumbatan atau obstruksi pada saluran pernapasan, seperti bronkitis atau gejala asma. Bronkitis ditandai dengan peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru, seringkali disebabkan oleh virus pernapasan syncytial (RSV), terutama pada bayi di bawah usia 1 tahun. Sedangkan pada gejala asma parah, meliputi retraksi dada dan diafragma, pernapasan cepat, terengah-engah, kesulitan makan atau menghisap, serta kelelahan.
3. Batuk disertai suara menggonggong
Apabila bayi batuk disertai suara menggonggong harus diwaspadai. Hal ini adalah gejala dari penyakit croup yang sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Suara menggonggong seperti anjing laut terjadi ketika bayi menarik napas, bukan ketika menghembuskan napas.
Biasanya, croup dimulai dengan gejala pilek atau hidung tersumbat pada pagi hari. Jika orangtua mendengar bayi batuk dengan suara menggonggong saat tidur, dan terutama jika bayi kesulitan bernapas, segera menghubungi dokter. Croup umumnya akan mereda dalam tiga atau empat hari, namun jika gejalanya tidak membaik atau semakin parah, segera laporkan ke tenaga medis.
Baca juga: Beberapa Faktor Alergi Pada Bayi
4. Batuk basah dan berdahak
Bayi yang menderita pneumonia cenderung sangat lelah, dan batuk mereka sering kali “produktif”, menghasilkan dahak yang bervariasi dalam warna seperti hijau dan kuning. Pneumonia adalah infeksi virus atau bakteri pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk flu biasa. Batuk yang menandakan pneumonia biasanya terdengar basah dan berlendir.
5. Batuk kecil dan terus menerus atau terengah engah tanpa pilek
perlu diwaspadai jika bayi batuk karena adanya kemungkinan benda asing yang tersangkut di saluran napasnya. Gejala batuk akibat benda asing mungkin dimulai dengan batuk awal yang diikuti dengan batuk terus-menerus atau sedikit mengi selama beberapa hari, tanpa gejala pilek lainnya atau riwayat pilek atau demam baru-baru ini. Pneumonia juga bisa disebabkan oleh makanan yang tertelan dengan cara yang salah dan tersangkut di paru-paru bayi, di mana kacang tanah merupakan penyebab yang paling umum. Jika benar bayi tersangkut oleh benda asing, maka perhatikan gejalanya sebagai berikut:
- Tampak jelas dalam kesusahan
- Tidak mengeluarkan suara sama sekali
- Menjadi pucat atau biru
6. Batuk dengan teriakan keras dan cepat
Gejala batuk yang perlu diwaspadai pada bayi adalah batuk dengan teriakan keras dan cepat, yang bisa menandakan adanya batuk rejan. Batuk rejan merupakan penyakit yang cukup mengancam jiwa dan merupakan penyebab utama penyakit dan kematian pada bayi sebelum vaksin DTaP ditemukan pada tahun 1960-an, yang secara efektif mengendalikan penyakit ini di Amerika Serikat. Namun, batuk rejan kini mengalami kebangkitan dan telah terjadi wabah di banyak negara bagian di Amerika dalam beberapa tahun terakhir.
Pada kebanyakan kasus batuk rejan (pertusis), bayi tidak menunjukkan gejala pilek atau demam. Gejala batuk rejan dapat meliputi kejang batuk yang sering dan mengkhawatirkan, lidah menjulur, mata melotot, serta perubahan warna wajah.
Dalam kasus apa pun, penting untuk tidak mengabaikan batuk pada bayi. Konsultasikan dengan dokter jika anda mengkhawatirkan kondisi kesehatan bayi atau merasa bahwa batuknya tidak membaik atau bahkan memburuk. Perhatikan dengan cermat tanda-tanda batuk yang berbahaya pada bayi dan segera cari bantuan medis jika diperlukan. Keselamatan dan kesehatan bayi Anda adalah prioritas utama.