JANGAN jadi orangtua panikan. Memang sih, namanya wanita itu dominan perasaan. Seringkali perasaan yang terlalu dominan menyebabkan wanita kurang mampu berpikir rasional.
Salah satu output yang muncul disebabkan dominasi perasaan pada wanita adalah kepanikan. Wanita itu mudah sekali panik jika menghadapi sebuah masalah.
Kepanikan yang ditunjukkan oleh seorang ibu itu, memiliki pengaruh negatif terhadap anak-anak. Misalnya nih, saat anak membuat masalah yaitu memecahkan piring lalu Bunda mendengar piring pecah langsung panik.
Seketika itu pula tanpa berpikir terlebih dahulu, Bunda langsung memarahi anak karena tidak hati-hati dan ceroboh dengan kata-kata negatif keluar dengan deras dari mulutnya.
Motivator parenting dari Komunitas Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto, menjelaskan mengenai dampak ketika orangtua panikan.
Bun, berusahalah untuk tidak panik atau minimal belajar berusaha tidak panik, tetap tenang atau minimal lawan kepanikan itu dengan tetap tenang.
Ketahuilah Bun, kepanikan orang tua itu akan menular kepada anak. Dampaknya adalah anak juga akan mudah panik jika mendapatkan masalah.
Bunda telah mengajari anak untuk mudah panik. Bunda telah menanamkan kepanikan dalam jiwa dan karakter anak. Saat anak memiliki masalah maka anak cenderung mudah panik.
Itu disebabkan karena anak memiliki banyak pengalaman berada pada sebuah kondisi kepanikan yang Bunda ciptakan. Padahal Bun, sikap yang tepat saat menghadapi masalah adalah ketenangan.
Ketenangan itu berarti kita masih mengontrol diri kita sendiri. Dalam ketenangan, kita masih mampu menggunakan akal pikiran dengan baik.
baca juga: Orangtua Ada Tetapi Tidak Hadir
Jangan Jadi Orangtua Panikan
Sebuah masalah, jika dihadapi dengan ketenangan dan kesabaran maka pikiran kita akan mencari dan memberikan solusi yang lebih baik.
Sebaliknya masalah jika dihadapi dengan kepanikan dan ketegangan yang muncul adalah emosi dan kemarahan yang pasti berdampak negatif.
Jadi Bun, memang dominasi wanita itu perasaan yang dapat berwujud kepanikan saat mendapatkan masalah namun kita harus belajar untuk bersikap tenang dan sabar saat menghadapi masalah.
Jangan Bunda bagi mental kepanikan itu kepada anak tetapi bagilah sikap ketenangan kepada anak, agar kelak mereka mampu menghadapi berbagai masalah dengan penuh ketenangan karena ketenangan adalah sumber dari penyelesaian masalah.[ind]