ChanelMuslim.com – Ada banyak kontroversi seputar film Mulan. Dan semuanya memiliki alasan yang bagus.
Pertama-tama, Mulan versi Disney adalah representasi yang keliru dari kisah tradisional Tiongkok. Alasan spesifik gerakan #BoycottMulan karena film ini benar-benar tidak manusiawi.
Orang-orang yang percaya pada hak asasi manusia, baik itu Muslim atau bukan, telah menyerukan untuk memboikot film tersebut dan meminta agar Disney bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Sebagian film diproduksi di provinsi barat Xinjiang, tempat sekitar 2 juta Muslim Uyghur dipaksa masuk ke kamp konsentrasi. Kru film tentu akan dengan mudah melewati kamp itu.
Disney tidak hanya tidak bisa dimaafkan karena mengalirkan dana 200 juta dolar dalam film ini yang artinya mengalirkan uang ke wilayah tersebut saat membuat film di sana dan secara efektif membantu kekejaman hak asasi manusia ini.
Disney bahkan berterima kasih kepada delapan badan pemerintah China dalam kredit film tersebut. Di antaranya mereka berterima kasih pada biro keamanan polisi di Turpan. Biro yang selama ini mengawasi kamp konsentrasi dan telah dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh Departemen Perdagangan AS.
Perusahaan Amerika tidak bisa secara legal menjual atau memasok apapun ke biro tersebut. Jadi bagaimana Disney bisa bekerja dengan biro keamanan polisi dan mengucapkan terima kasih?
Islamofobia pada Layar Lebar
Alur cerita dalam film Mulan versi Disney mengikuti slogan “Supremasi pro-Han,” yang menjadi alasan mengapa penduduk asli Uyghur didiskriminasi. Agenda ini menegaskan bahwa Uyghur dan masyarakat adat lainnya di wilayah tersebut harus dikendalikan oleh pemerintah etnis Han Cina.
Masalah lain, Disney tidak menghindar dari rasisme khas dalam penggambaran penjahatnya. Dalam film Mulan ini, orang jahat dikodekan sebagai Muslim, berkulit lebih gelap dan memakai turban. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa penjahatnya “berpakaian menakutkan seperti teroris ISIS di video mereka.”
Mungkin Anda sudah berbicara dengan anak Anda tentang masalah Islamofobia, rasisme, atau seksisme (Seksisme adalah diskriminasi terhadap seseorang karena jenis kelaminnya) di media arus utama. Mungkin Anda bahkan menolak untuk mengakses beberapa materi berbayar untuk dilihat oleh keluarga Anda. Dalam hal ini, Mulan dimasukkan ke dalam daftar materi yang diboikot.
Tetapi jika Anda belum membicarakan masalah ini dengan anak Anda, apa yang dapat Anda ceritakan kepada mereka tentang Mulan?
Ketika kita memberikan uang kita untuk film seperti Mulan, artinya ikut membantu memberi dana kepada beberapa orang untuk menyangkal hak asasi orang lain (Muslim Uyghur dalam hal ini).
Uang yang dibayarkan Disney ke China untuk membuat film di sana membantu memasukkan orang ke dalam kamp konsentrasi. Bagaimana bisa kita mendanai orang untuk menyakiti orang lain.
Muslim di Media
Nah, bagaimana jika kita tidak mengeluarkan uang untuk menonton Mulan? Bukankah kita bisa live streaming nanti? Uang bukan satu-satunya masalah dalam film seperti Mulan.
Mari kita bongkar permasalahan di media, kemungkinan besar anak kita akan percaya bahkan mengikuti isme yang disajikan media kepada mereka. Rasisme, seksisme, dan Islamofobia (dan persoalan lainnya) di media berdampak langsung pada identitas, pandangan dunia, dan harga diri anak kita.
Membantu Anak-Anak Kita Berkembang
Paparan terus menerus terhadap isme-isme ini menciptakan kebencian pada diri sendiri pada anak-anak dan pemuda kita, membuat anak-anak Muslim tidak menyukai identitas Muslim mereka. Seksisme membuat anak laki-laki dan perempuan percaya bahwa perempuan adalah makhluk yang selalu mengalami diskriminasi. Rasisme menciptakan kebencian pada diri sendiri dan berkontribusi untuk melestarikan pengkondisian rasis di kalangan Muslim.
Blogger Muslim Amerika, Aiysha Malik telah menulis posting yang bijaksana tentang bagaimana dia mendiskusikan dengan anak-anaknya mengapa mereka tidak menonton film Mulan.
“Saya belajar sesuatu hari ini yang benar-benar membuat saya sedih dan marah. Ini tentang film Mulan dan saya pikir kita perlu membicarakan apakah masih dibenarkan untuk tetap menontonnya. Saya mengetahui bahwa Disney, perusahaan yang membuatnya, memilih untuk membuat film ini di bagian Tiongkok di mana pemerintah melakukan hal-hal mengerikan untuk secara aktif menghapus kehidupan, budaya, dan identitas lengkap dari seluruh kelompok orang yang tinggal di sana.
Keputusan ini bisa terasa sulit, tetapi sebenarnya cukup sederhana. Kami memilih untuk tidak menonton film ini karena kami tahu menontonnya berarti mendukung penindasan terhadap Uyghur di China. Kami tidak pernah ingin mendukung atau memberikan bagian dari diri kami pada hal-hal yang menyebabkan kerugian bagi orang lain. Dalam hal ini, itu berarti tidak memberikan uang, waktu, atau imajinasi kita kepada film Mulan terbaru.”
Mengetahui apa yang kita orang dewasa ketahui tentang kekejaman yang dilakukan pada orang-orang Uyghur, mungkin bukanlah percakapan yang mudah untuk dimulai.
Untungnya, anak-anak lebih dekat dengan fitrah mereka daripada kita. Ana-anak bisa merasakan apa yang benar dan salah. Mereka kemungkinan akan mudah menerima situasi dan hanya menonton film lain atau melakukan aktivitas lain.
Semoga Allah meringankan penderitaan orang-orang Uyghur. [My/aboutislam.net]