ChanelMuslim.com – Para penggiat kampanye LGBT secara internasional memang sangat militan. Usaha mereka untuk melegalkan dalam ranah hukum memang sangat sulit di Indonesia. Mereka bergerak lewat perkembangan budaya yang sangat sulit kita bendung. Lewat berkembangnya budaya pop, mereka menyebarkan ide-ide LGBT. Yang menjadi sasaran mereka adalah generasi muda.
Baru-baru ini, telah viral curhatan seorang Winarni Mulyono tentang anak-anak perempuan SMP sudah mengenal komik manga dan dengan bangga mereka menyebut diri mereka sebagai Fujoshi.
[gambar1]
Di dalam fandom anime dan manga yang berasal dari Jepang, dikenal suatu golongan yang disebut sebagai fujoshi. Yang dimaksud dengan fujoshi adalah penggemar perempuan yang menggemari kisah-kisah yang menggambarkan hubungan intim antara karakter laki-laki, yang sering disebut sebagai boys’ love (BL) atau yaoi. Yaoi dikenal sebagai satu genre manga yang menampilkan hubungan homoseksual para tokohnya.
Selain fujoshi, dikenal juga satu golongan yang disebut sebagai fudanshi. Fudanshi adalah kebalikannya dari fujoshi atau penggemar laki-laki yang menggemari kisah-kisah yang menggambarkan hubungan intim antara karakter perempuannya atau yang disebut dengan yuri. Yuri dikenal sebagai genre manga yang menceritakan hubungan lesbian para tokohnya.
[gambar2]
Melalui internet, anak-anak bisa menyaksikan anime atau manga berkonten LGBT dengan mudah. Hanya bermodalkan quota internet mereka bisa menonton kisah kasih gay atau lesbian hingga konten-konten berisi adegan seksual sesama jenis yang sangat jelas digambarkan di sana. Kita tidak bisa mengandalkan lembaga sensor dalam dunia internet.
Tidak ada pilihan lain bagi para orang tua kecuali lebih mengawasi anak-anaknya. Apabila orang tua lalai dan membiarkan anak-anak mereka mengonsumsi manga atau anime yang tercemar LGBT, skenario terburuknya adalah anak-anak akan tumbuh menjadi seorang dengan orientasi seksual yang menyimpang. Bila itu tidak terjadi, mereka akan akan tumbuh menjadi generasi yang menganggap LGBT sebagai sesuatu yang biasa saja.
Bila hal tersebut terjadi, maka kampanye LGBT telah sukses besar. Ada baiknya kita mengambil pelajaran dari negeri Jepang. Dalam jajak pendapat terhadap penduduk Jepang berusia 18-25 tahun tentang hak-hak kaum LGBT, ternyata 89% menanggapi positif. Hasil ini tentu tidak bisa dilepaskan dari manga atau anime berkonten LGBT yang menjadi konsumsi mereka selama bertahun-tahun. Jika fenomena ini terus berlanjut, maka tidak mustahil hal serupa akan terjadi di Indonesia.
Di Jepang sendiri sudah ada pasangan lesbian yang menikah dan diakui oleh hukum setempat. Baru dua daerah yang mengakui hubungan sesama jenis yaitu Shibuya dan Setagaya. Meski begitu generasi tua Jepang, yang masih merupakan salah satu lapisan mayoritas masyarakat, menentang pergerakan LGBT. “Umat manusia akan berkurang jika tak ada anak dilahirkan. Jika kita ingin menghindari hal itu terjadi, kita harus berpasangan dengan lawan seks kita,” komentar salah satu penduduk, Tetsuyuki Akiyoshi. (MAY)
Sumber: jurnalotaku.com