ChanelMuslim.com – Dialog antara Abu Hazim dan Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Salah satu sikap yang kita ajarkan kepada anak-anak kita ialah sikap berani.
Jika kita mau membuka lembaran sejarah para tokoh besar Islam, kita akan menemukan keberanian dari orang-orang mulia dan para pahlawan dalam menegakkan kebenaran dan Islam.
Telah terjadi dialog antara Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik dengan ulama tabi’in Salamah bin Dinar yang dijuluki Abu Hazim. Dialog itu antara lain,
“Wahai Abu Hazim, mengapa kita membenci kematian?” tanya khalifah.
“Karena kita telah merusak dan merobohkan akhirat dan membangun dunia. Sehingga kalian tidak mau berpindah dari sesuatu yang telah dibangun kepada sesuatu yang telah dirobohkan,” jawab Abu Hazim
“Bagaimana keadaan seseorang ketika menghadap Allah di hari esok?”
Abu Hazim berkata, “Bagi orang yang berbuat kebaikan, ia seperti orang yang telah melakukan perjalanan menuju keluarganya. Sedangkan orang yang berbuat keburukan, ia bagai seorang budak yang curang atau lari lalu diseret kepada majikannya dengan kasar.
Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 30, Manusia Sebagai Khalifah
Dialog antara Abu Hazim dan Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik
Lalu khalifah bertanya, “Perkataan apakah yang paling adil?”
“Mengatakan kebenaran di hadapan orang yang engkau takuti dan engkau harapkan.”
“Orang mukmin manakah yang paling berakal?”
Abu Hazim menjawwab, “Orang yang mengamalkan ketaatan kepada Allah dan menunjukan manusia kepada ketaatan itu.”
“Dan orang mukmin manakah yang paling bodoh?” Khalifah mengerutkan kening.
”Orang yang sangat mencintai saudaranya yang zalim. Kemudian menjual akheratnya dengan dunia orang lain,” jawab Abu Hazim.
Khalifah merasa puas dengan jawaban Abu Hazim, lalu ia berkata, “Hai Abu Hazim, apakah engkau mau bersahabat dengan kami, sehingga engkau mendapatkan bagian dari kami dan kami mendapat bagian dari kamu?”
Tetapi Abu Hazim berseru, “Aku berlindung kepada Allah!”
Khalifah menjadi bingung dengan reaksi Abu Hazim, “Mengapa begitu?”
“Aku sedikit takut kepada kalian, sehingga Allah menimpakan kelemahan hidup juga kelemahan mati kepadaku.”
Sebelum berlalu, Khalifah berkata, “Berilah aku wasiat hai Abu Hazim!”
“Aku akan berwasiat dengan ringkas, Agungkanlah Tuhanmu dan sucikanlah Dia. Jangan sampai Dia melihatmu berada dalam larangan atas perintah-Nya.”
(MAY)