AYAH Bunda, yuk belajar untuk mengapresiasi anak. Orang tua yang mampu mengapresiasi, mengucapkan terima kasih, menghargai, memuji bagi anak itu adalah sebuah hadiah.
Randy Insyaha (Penggiat dan Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha) menjelaskan, sulit ya mengapresiasi anak atau hanya sekadar mengucapkan terima kasih?
Saat anak pulang sekolah, salam, mencium tangan bunda, meletakkan tasnya pada tempatnya, berganti baju sendiri maka ini adalah kebaikan yang dilakukan anak yang perlu Ayah Bunda apresiasi.
Datangi anak segera dan ucapkan terima kasih.
“Kakak, terima kasih ya masuk rumah salam, terima kasih sudah mencium tangan Bunda, sudah meletakkan tas di tempatnya, sudah meletakkan sepatu di tempatnya, sudah berganti baju sendiri, kakak hebat” sambil memberikan dua jempol lalu memeluk anaknya.
Nanti anak akan termotivasi untuk melakukan perbuatan baik yang lebih banyak lagi dan yang lebih hebat lagi.
Saat Bunda mendatangi anak dan mengapresiasi anak, maka anak akan memiliki kenangan yang manis bersama bundanya.
Anak akan merekam dan menyimpan kenangan baik bersama bundanya. Ia akan terus mengenang peristiwa ini dan akan ia bawa kenangan itu hingga ia dewasa.
baca juga: Belajar Parenting dari Gadget
Ayah Bunda, Yuk Belajar untuk Mengapresiasi Anak
“Alhamdulillah jazakillah ya Nduk, sudah mau makan masakan Bunda, Bunda seneng banget kalau masakan bunda dimakan”.
“Jazakallah ya kak, sudah membantu Bunda mengangkat jemuran, semoga menjadi pahala kebaikan”.
“Terima kasih ya kak sudah mau belajar, Ayah yakin kelak kamu akan menjadi ilmuwan”.
“Terima kasih ya Dik, sudah mau menulis cerita, Ayah yakin kelak adik akan menjadi penulis hebat”.
“Terima kasih ya Kak, sudah mau membantu Bunda memasak, insha Allah atas izin Allah kelak engkau akan menjadi orang yang kaya dan digunakan untuk kebaikan”.
Apresiasi juga bisa dilakukan dengan sentuhan fisik misalnya bagi anak laki-laki dengan menepuk bahu. Bagi anak perempuan dengan memegang punggung tangannya.
Orang tua harus belajar untuk menghargai proses misalnya saat belajar, saat membantu orang tua, saat berbuat baik, saat belajar mandiri.
Kebanyakan orang tua menghargai hasil yang sesuai dengan keinginan orang tua. Misal orang tua baru memuji anak saat anak mendapatkan medali emas olimpiade. Karena capaian itu yang diharapkan orang tua.
Orang tua memuji anak saat juara lomba menyanyi, karena itu yang diinginkan orang tua.
Sekiranya anak tidak juara, bukannya diapresiasi karena sudah mau ikut dan berjuang, eh malah dikritik, disalahkan apalagi dimarahi.
Pasti, sakit hati si anak. Sudah belajar dengan keras, berani tampil, berusaha menang. Hasilnya tidak sesuai keinginan, dapat kritikan, disalahkan, dimarahi orang tuanya.
Nah lho, bagaimana perasaan anak, coba Ayah Bunda rasakan.
Karakter seorang wanita termasuk juga anak wanita itu ingin diperhatikan, kalau seorang laki-laki termasuk anak laki-laki itu ingin dipercaya. Seorang wanita itu ingin didengarkan, seorang laki-laki itu ingin diakui.
Anak laki-laki, “Yah, aku mau main ke rumah teman”. “Ya Nak, main sana”.
“Yah, besok aku mau berkemah”. “Wah hebat banget nih, ya Nak, besok berangkat berkemah ya, nanti ayah doakan semoga menyenangkan di sana”.
Lalu bagaimana tips mengapresiasi itu,
1. Ucapkan terima kasih, jazakallah/jazakillah
2. Sebutkan aktivitas anak yang kita apresiasi,
3. Ungkapkan rasa senang, bahagia, bersyukur, bangga
4. Beri label/sugesti positif kepada anak
5. Beri harapan/keyakinan/doakan
Misalnya seperti ini:
Jazakallah ya Kak sudah mau menghafal juz 29, Ayah bangga dengan capaian kakak. Ayah yakin kelak atas izin Allah, kakak mampu menjadi Hafizh Quran.
Terima kasih ya Dik sudah membantu Bunda memasak, Bunda senang sekali dibantu adik memasak. Kelihatannya adik punya bakat memasak.
Insha Allah nanti adik akan menjadi chef hebat, yang memiliki banyak restoran di dunia.[ind]