BELAJAR parenting dari gadget, bagaimana caranya? Penggiat dan Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Insyaha menjelaskan enam hal yang dapat kita pelajari dari gawai.
Kenapa gawai sangat diminati anak? Kita sebagai orang tua perlu belajar dari ponsel canggih itu. Apa yang bisa kita pelajari dari gadget?
baca juga: 19 Cara Positive Parenting yang Wajib Diketahui Orangtua
Belajar Parenting dari Gadget
Pertama, memberikan respon, gadget selalu memberi respon balik saat anak membutuhkan. Coba cek diri kita apakah kita sering merespon balik saat anak bertanya.
Apakah kita hadir saat anak sedang membutuhkan diri kita. Atau jangan-jangan kita selalu cuek dengan perasaan mereka dan tidak peduli dengan keberadaan mereka.
Kedua, gadget itu menarik dan menyenangkan. Anak suka dan betah berlama-lama dengan gadget karena ia menarik dan menyenangkan.
Coba cek apakah kita sosok yang menarik dan menyenangkan bagi anak atau sebaliknya kita sosok yang membosankan, menyeramkan, menakutkan sehingga mereka lebih memilih menghindar daripada bertemu dengan orang tuanya.
Ketiga, gadget itu senantiasa memberi apresiasi dengan cepat saat anak berhasil. Coba cek, game yang ada di HP, ia akan memberikan apresiasi saat anak berhasil dalam misinya.
Cek lagi ya Ayah, Bunda apakah kita termasuk orang tua yang sering mengapresiasi keberhasilan anak atau kita sama sekali tidak peduli dengan keberhasilannya bahkan ada orang tua yang menganggap remeh, keberhasilan anaknya.
Apresiasi bukan hanya tentang hasil tetapi prosesnya juga perlu diapresiasi.
Keempat, gadget siap selalu menemani dan membersamai. Nah, apakah kita memiliki waktu untuk membersamai anak. Coba kita instropeksi diri kita sebagai orang tua.
Selama 24 jam, berapa jam kah kita membersamai anak kita. Adakah waktu kita untuk ngobrol santai dengan anak, untuk bercanda, bercerita bersama, beraktivitas bersama, bermain bersama.
Kelima, gadget itu pemaaf dan selalu memberi kesempatan kembali. Saat bermain game dan kalah, gadget selalu memberi apresiasi berupa bintang dan poin meskipun kalah.
Gadget selalu memberi kesempatan untuk mengulang kembali. Bagaimana dengan diri kita sebagai orang tua. Apakah dengan kesalahan anak, kita itu suka memaafkan kesalahan mereka.
Saat anak berbuat salah, berapa lama kita marah kepada anak. Apakah seharian kita marah-marah terus dari pagi siang malam. Masih kesel juga marahnya dilanjutkan esok hari.
Akibat kesalahan 1 saja, berapa lama kita marah-marah kepada anak, sehari, dua hari, seminggu atau bahkan sebulan terus marah-marah. Kita terus ungkit kesalahannya dan terus marah kepadanya.
Gadget saja dengan mudah, bisa memaafkan dan memberi kesempatan lagi, kok kita enggak bisa.
Keenam, terus memperbaiki diri. Coba lihat game yang ada di HP. Game itu akan terus berkembang, memperbaiki diri selalu update sehingga disukai anak.
Bagaimana dengan orang tua, apakah diri kita sebagai orang tua terus memperbaiki diri agar menjadi orang tua yang lebih baik atau tidak sama sekali.[ind]