ChanelMuslim.com – Tagar justice for audrey sempat viral dan menjadi trending topic di twitter. Cerita bergulir menurut laporan korban yang kemudian ramai mengisi media sosial. Netizen marah dengan sikap KPPAD yang dianggap tidak adil pada korban karena memilih jalan damai. Yang paling membuat geram adalah terhembus kabar jika organ vital korban dilukai
Cerita menjadi lain ketika terungkap fakta yaitu,
1. Hasil visum yang menyatakan tidak ditemukannya memar dan organ vital tidak robek
2. Tidak ada pengeroyokan tapi berkelahi satu lawan satu.
3. Netizen menilai Audrey adalah remaja labil dilihat dari akun media sosialnya. Cara bicaranya kasar dan suka menjelek-jelekan orang.
Berdasarkan tiga faktatersebut netizen merasa dikelabui oleh pihak Audrey. Kemudian netizen rama-ramai membuat tagar Audrey juga bersalah. Sekarang sudah jelas bahwa kedua pihak, korban dan pelaku sama-sama mempunyai andil dalam kasus ini. Meski begitu kasus perundungan tetap harus menjadi perhatian besar kita karena masih banyak kasus perundungan yang belum tuntas dan agar dikemudian hari tidak lagi terjadi kisah perundungan yang lain..
Dengan ditetapkannya 3 orang pelaku diharapkan akan memberikan efek jera pada siapa pun dan bisa menjadi pintu bagi kasus-kasus serupa yang bahkan menyebabkan nyawa korban melayang untuk mendapatkan keadilan.
Audrey dan anak sebayanya adalah anak milenial yang dekat dengan perkembangan teknologi internet dan digital. Istilah generasi milenial berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.
Gaya hidup generasi milenial antara lain,
1. Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari bahkan lebih.
2. Perilaku generasi millennial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring. Youtube menjadi begitu digemari dan banyak anak yang bercita-cita sebagai youtuber.
3. Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat.
4. Generasi milenial semakin jauh dari nilai-nilai kekeluargaan hingga ke nilai-nilai agama karena mereka menolak terikat pada norma-norma yang berlaku di sekitar mereka.
Lalu bagaimana mengasuh anak-anak generasi milenial? Zaman boleh berubah. Teknologi boleh berkembang. Namun nilai-nilai luhur kemanusiaan tetaplah sama. Bahwa kita diajarkan untuk bersikap santun kepada orang lain. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Apalagi kita sebagai umat Islam mempunyai tuntunan hidup yang sempurna yaitu al quran dan sunnah Rasul. Dua hal yang selalu abadi meski zaman berubah.
Kita boleh mengadaptasi perkembangan zaman untuk memudahkan kita mengasuh anak-anak namun itu tidak berarti membuat kita menyerahkan pengasuhan kepada teknologi dan zaman yang terus berubah. Anak-anak boleh lihai menggunakan teknologi yang canggih namun pekertinya, akhlaknya, karakternya harus tetap sebagai hamba Allah. [Maya]