• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Rabu, 31 Mei, 2023
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Parenting

Anak Bukan Bawahan Orangtua, Biarkan Anak Menemukan Jati Dirinya Sendiri

Mei 19, 2023
in Parenting, Unggulan
Anak Bukan Bawahan Orangtua, Biarkan Anak Menemukan Jati Dirinya Sendiri

Foto: Pexels

69
SHARES
529
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

MEMBIMBING dan mengajarkan anak menjadi yang terbaik memang sudah menjadi tugas orangtua. Namun, ada kalanya orangtua harus membiarkan anak menemukan jati dirinya sendiri tanpa harus memaksa. Hingga saat ini  masih ada orangtua, baik ibu maupun ayah yang menerapkan pendidikan kepada anak layaknya atasan dan bawahan.

Ada ini sebuah kisah yang perlu menjadi pembelajaran bagi orangtua yang masih menerapkan pola asuh tersebut. Berikut ini kisahnya, disampaikan dalam buku Parenting with Heart: Menumbuhkan Anak dengan Hati yang tulis oleh Alia Daryati dan Anna Farida:

Saya pernah menjumpai anak yang sangat cantik sebut, saja namanya Erika kelas 1 SMP. Dari penampilannya terlihat bahwa dia terurus dengan baik. Saya selalu beranggapan Erika baik-baik saja hingga suatu kali wali kelasnya datang kepada saya untuk minta bantuan.

Baca Juga: Waktunya Orangtua Belajar, Kenali 10 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak

Anak Bukan Bawahan Orangtua, Biarkan Anak Menemukan Jati Dirinya Sendiri

“Bu tolong tenangkan Erika. dia menangis lagi.”

“Kenapa?”

“Katanya gara-gara bajunya kotor. Dia juga tidak mau ikut olahraga karena lapangan kitakan dari tanah dia tidak mau pakai sepatu kotor.”

Saya menghela nafas. Mengapa Erika tidak suka kotor sampai seekstrim begitu?

Ketika sampai di kelasnya saya lihat gadis remaja itu sedang menangis dan nyaris panik. Rupanya dia keasyikan membaca sambil memainkan spidol lalu secara tidak sengaja lengan bajunya tercoret.

Saya genggam tangannya dan dia menangis lebih keras.

“Apa yang bikin kamu cumas Erika,” tanya saya perlahan.

“Baju saya kotor Bu. Saya harus selalu terampil rapi tidak boleh kotor, tidak boleh kusut.”

Dan dia menangis lagi. Kali ini lebih lama karena sudah mau mulai jam istirahat dan sebentar lagi kelas akan ramai. Saya ajak dia ke kantor. Erika tampaknya sedang tidak ingin diajak bicara, jadi saya biarkan saja dia menenangkan diri sampai akhirnya bisa kembali ke kelas.

Dua hari kemudian ibunya datang menemui saya dengan wajah cemas. Entah kenapa, di zaman ini masih ada kesan kuat bahwa kalau orangtua dipanggil ke sekolah berarti anaknya dalam masalah.

Saya hampir selalu harus menghilangkan kesan itu, agar bisa berbincang secara terbuka dan nyaman dengan orangtua.

Dari penampilannya yang sangat rapi, saya menduga standar kerapian dan kebersihan Erika berasal dari ibunya.

“Saya memang mengajarkan Erika agar selalu bersih dan rapi. Standar saya sederhana, baju tidak boleh kusut atau kotor, rambut selalu rapi. Di rumah, saya menyediakan cairan pencuci tangan di setiap ruangan.

Kebersihan dan kerapian kan tidak bisa diajarkan secara instan, Bu. Saya memahami pentingnya kebersihan dan kerapian juga karena didikan orangtua saya sejak kecil…”

“Pernah enggak Ibu bertanya ke Erika, apakah dia merasa repot dengan ketentuan yang ibu tetapkan:?” tanya saya.

“Awalnya saya ngerepot, Bu. Saya terus memantau apakah dia sudah cuci tangan, menyeka keringat dengan tisu basah dan merapikan bajunya. Lama-lama, dia juga paham.”

“Menurut Ibu apa yang Erika pahami soal kebersihan?”

“Aduh zaman sekarang penyakit mudah sekali menyerang, Bu. Karena itu saya selalu ajarkan pentingnya kebersihan dan kerapian. Daripada anak saya sakit mending saya jaga-jaga deh.”

“Sebentar. Yang ingin saya tanyakan adalah pemahaman Erika sendiri. Apakah ibu tahu?”

“Anak seumur itu kadang belum paham, Bu. Apa yang saya lakukan toh demi kebaikannya. Dengan standar kebersihan yang kami terapkan dia akan selalu sehat dan tampil rapi. Nanti kalau sudah lebih besar dia akan paham sendiri.”

Dengan pengasuhan, tiap-tiap orangtua memiliki Standard Operating Prosedure (SOP) yang mesti dijalankan. Namun, anak-anak bukanlah bawahan dan kita bukan atasan mereka yang memantau kualitas kerja berdasarkan SOP saja.

Kita adalah pembimbing mereka. Pengasuhan tidak menghasilkan miniatur orangtuanya melainkan anak-anak yang menemukan jati dirinya dengan bimbingan yang benar dari kita. [Ln]

Tags: Anak Bukan Bawahan OrangtuaBiarkan Anak Menemukan Jati Dirinya Sendiri
Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC
Previous Post

Efek Pandemi, Orang Jepang Lupa Cara Tersenyum sampai Ada Pelatihan untuk Membantu Tersenyum

Next Post

Promo KFC Beli 2 Cukup Bayar 40 Ribu!

Next Post
Promo KFC Beli 2 Cukup Bayar 40 Ribu!

Promo KFC Beli 2 Cukup Bayar 40 Ribu!

Salimah Sulsel Gelar Rakorwil 2023 dan Halal Bihalal

Salimah Sulsel Gelar Rakorwil 2023 dan Halal Bihalal

PBB Menyelenggarakan Acara Khusus Peringati 75 Tahun Nakba, Pertama Kalinya dalam Sejarah

PBB Menyelenggarakan Acara Khusus Peringati 75 Tahun Nakba, Pertama Kalinya dalam Sejarah

TERPOPULER

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    33206 shares
    Share 13282 Tweet 8302
  • Hukum Membakar Pakaian Bekas

    4861 shares
    Share 1944 Tweet 1215
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    1612 shares
    Share 645 Tweet 403
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    2127 shares
    Share 851 Tweet 532
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    1855 shares
    Share 742 Tweet 464
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    8975 shares
    Share 3590 Tweet 2244
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    2437 shares
    Share 975 Tweet 609
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    2381 shares
    Share 952 Tweet 595
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    2468 shares
    Share 987 Tweet 617
  • Rakornas IKADI Hasilkan Deklarasi Lombok untuk Kebaikan Umat dan Bangsa

    167 shares
    Share 67 Tweet 42
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga