BULLYING tidak hanya sering terjadi di kalangan anak-anak sekolah, bahkan sampai orang dewasa. Baik mereka sebagai korban maupun pelaku.
Kini bullying tersebut bisa terjadi karena sarana untuk melakukan tindakan tidak terpuji ini tidak terbatas pada tempat dan waktu, yaitu bullying melalui komentar negatif di media sosial. Bullying di dunia maya hanyalah salah satu dari jenis bullying.
Sebelumnya kita harus tahu mengapa berkomentar negatif masuk dalam kategori bullying . Menurut Ketua Hikari Parenting School, Hifizah Nur, S.Psi., M.Ed., bullying dikenal sebagai tindakan menyakiti yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dan telah berkembang menjadi fenomena yang lebih khusus.
Yang dimaksud dengan yang lebih khusus adalah tindakan agresif yang tidak diinginkan atau perilaku berulang yang melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang antara korban dengan pelaku. (Ngussa & Mwema, 2021).
Wanita yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana ini membagi bullying menjadi lima jenis, yaitu:
Fisik
Bullying fisik mencakup agresi dan penyerangan fisik yang terbuka dan dapat berupa mendorong, menendang, meninju, menampar, dll. (Armitage, 2021).
Contoh: Boby memukul Rudi setiap hari ketika Rudi tidak mau menyerahkan uang jajan atau bekal makan siangnya.
Baca Juga: 3 Efek Negatif Bullying pada Kesehatan Mental
5 Jenis Bullying yang Sering Terjadi pada Anak-Anak Hingga Orang Dewasa
Sosial
Bullying sosial, juga dikenal sebagai intimidasi yang terkait dengan hubungan dengan orang lain atau orang-orang di sekitarnya.
Hal ini termasuk dengan menunjukkan sikap atau melontarkan kata-kata yang disengaja dan berulang untuk membuat orang lain tidak nyaman, mengontrol, mempermalukan, mengisolasi mereka, merusak integritas, reputasi, atau harga diri mereka.
Ini mungkin juga termasuk mengucilkan seseorang dengan sengaja, memberi tahu orang lain untuk tidak berteman dengan seseorang, menyebarkan desas-desus tentang seseorang, atau mempermalukan seseorang di depan umum.
Contoh: Yuni memberi tahu Eni bahwa teman mereka Rita masih mengompol dan dia tidak boleh lagi berteman dengan orang seperti itu.
Lisan
Bullying verbal ditandai dengan serangan verbal langsung yang sangat pribadi. Jenis intimidasi ini dapat mencakup perilaku menggoda, mengejek, atau mengancam yang ditujukan pada penampilan, kemampuan, keluarga, budaya, ras, atau agama korban (Armitage, 2021).
Contoh: Heri membuat lagu tentang hidung Arman dan menyanyikannya dengan keras di lorong sekolah.
Properti
Bullying properti adalah penindasan yang menyebabkan kerugian fisik, kerusakan, dan penghancuran properti atau benda yang dimiliki oleh seseorang (Chen et al., 2021).
Contoh: Boy merampas bola basket Tedy, yang diberikan oleh kakeknya. Robert melemparkanbola basket itu ke dalam lumpur dan menghancurkannya dengan gunting sambil mengejek Tedy.
Dunia Maya
Cyberbullying menyangkut gambar atau pesan yang dikirim secara online (Johansson & Englund, 2021). Meskipun ini adalah jenis intimidasi yang lebih baru, dengan munculnya media sosial, ini berpotensi menjadi lebih dahsyat.
Contoh: Sarah memotret Lala dalam kondisi yang tidak menarik atau memalukan, lalu membuat meme tentang berat badannya.
Dia mengirimkan gambar ini ke semua orang di daftar kontaknya, dan gambar ini sekarang beredar di sekolah.
Atau Ferly posting fotonya di salah satu media sosial. Lalu ada orang yang berkomentar negatif di kolom komentar postingannya, mengomentari bentuk fisik Ferly.
Cyberbullying ini bisa jadi tidak terdeteksi oleh orang tua atau guru, terutama yang tidak aktif bermedia sosial.
Cyberbullying ini bisa dilakukan melalui email, WA grup khusus yang berisi anak-anak atau remaja sekelas, sekolah atau kampus yang tidak ada orang dewasa di dalamnya.
Bisa juga melalui instagram atau yang media sosial yang lainnya, dan sering membuat anak menjadi stres, bahkan depresi karena tekanan yang mereka rasakan, tapi tidak terlihat di dunia nyata.
Dari beragam jenis bullying ini menunjukkan bahwa menghina, dan merendahkan seseorang telah menjadi fenomena yang mudah ditemui.
Mari kita didik anak-anak kita serta orang-orang terdekat kita untuk belajar mengontrol ucapan dan perbuatan yang agar tidak menyakiti orang lain. [Ln]