ChanelMuslim.com – Kiat memuji dan menegur anak yang efektif ini bisa menjadi tools yang digunakan orangtua manapun dalam mendidik anak-anaknya.
Layaknya, bagaimana kita ingin diperlakukan, maka kita pun sebagai orang tua memperlakukan anak-anak kita dengan sebaik-baiknya.
Anak adalah tamu yang yang kita undang, lalu hadir di tengah-tengah kita atas izin Allah. Maka selayaknya tamu, hormatilah mereka.
Memuji perilaku, usaha, dan sikap anak tentu akan membuat anak merasa yakin bahwa ia mempunyai kendali atas perilakunya.
Perilaku adalah hasil usaha, bukan sesuatu yang melekat, bersifat genetik dan tidak bisa diubah.
Baca Juga: Jangan Memuji Anak dengan Kritikan Masa Lalu
4 Kiat Memuji dan Menegur Anak yang Efektif
Studi kasus, apabila anak mengembalikan mainan ke tempatnya semula, maka cara memuji yang efektif menurut Okiana Fitriani dalam bukunya Enlightening Parenting, dijabarkan dalam poin-poin berikut.
1-Puji perilaku, usaha, dan sikapnya, bukan karakteristik orangnya.
“Terima kasih ya, Nak, sudah mengembalikan mainan di tempat semula.”
2-Nyatakan konsekuensi positif dari perilaku tersebut.
“Mainan Kakak jadi mudah dicari lagi dan ruangan jadi lebih bersih, rapi, dan indah dipandang.”
3-Nyatakan dalam kalimat yang sederhana dan mudah dipahami.
4-Tanamkan nilai-nilai keimanan untuk siapa/apa dia memelihara perilaku baik itu.
“Allah itu indah dan suka lho sama keindahan.”
Contoh pujian yang tidak efektif, “Duh, hebatnya anak Ibu. Sudah besar dan pintar. Besok-besok begini lagi ya, jangan seperti kemarin-kemarin, berantakan di mana-mana. Pusing Ibu lihatnya.”
Memuji karakteristik orang, seperti pintar, cantik, hebat, sudah besar, dan lain-lain yang bersifat membentuk konsep akan membingungkan karena sifat-sifat tersebut relatif.
Orang tua akan terjebak dalam sikap yang tidak kongruen.
Sebab, ketika memuji, orangtua mengatakan anaknya hebat, tetapi pada hari yang sama ia menegur dengan mencelanya sebagai anak yang nakal.
Mengapa tadi hebat dan sebentar kemudian menjadi nakal? Anak akan bingung dengan identitas dirinya, padahal identitas melekat hingga dewasa.
Pujian yang diikuti kritikan atas perilaku yang sudah terjadi di masa lalu akan menjadikan pujian itu kehilangan arti.
Anak yang dipuji kepintarannya mudah frustasi saat mengalami kegagalan dan tidak berani mengambil risiko.
Anak-anak yang dipuji usaha dan perilakunya, cepat bangkit saat tidak berhasil menyelesaikan tugas dan mau berusaha keras pada kesempatan berikutnya. – Dweck (2006), profesor Psikologi di Stanford University dalam penelitiannya tentang efek memuji.
Memuji dengan kata-kata berlebihan akan mendatangkan rasa sombong dan menjerumuskan. Rasulullah bahkan mengumpamakan orang yang memuji berlebihan sama seperti memotong leher orang tersebut.
Sementara untuk menegur, berikut rangkuman cara menegur yang efektif menurut Okina Fitriani:
- Tegur perilakunya, bukan karakternya orangnya.
- Katakan secara tepat apa kesalahan perilakunya.
- Katakan pada anak, bahwa ia mampu membuat perubahan atau pernah bersikap lebih baik dari itu.
- Tidak mengungkit kesalahan yang lalu.
- Tetap cintai orangnya.
Baca Juga: Ketika Rasulullah Menegur Abdullah bin Amr bin Ash
Berikut contoh menegur yang efektif.
“Kakak, apa masih ingat latihan kita kemarin? Kalau memberikan barang kepada Mama tidak dilempar, tapi diletakkan di tangan, seperti ini (disertai senyuman dan dicontohkan ulang). Tadi pagi Kakak sudah bisa melakukannya. Yuk, latihan lagi.”
Menegur dilakukan dengan nada rendah namun tegas.
Apakah kita menyadari, bahwa kepada Fir’aun manusia yang paling zalim saja Allah memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menasihati dengan lemah lembut, lalu apakah pantas kepada anak, kita menasihati dengan nada tinggi dan kasar?
“Maka bicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Q.S. Thaha: 44)
Yuk, belajar parenting tanpa melengking. Biidznillah, InsyaAllah bisa.
Sahabat Muslim, itulah artikel mengenai kiat menegur dan memuji anak yang efektif. Selamat berlatih dan semoga berhasil.[ind/wagprincess]