ChanelMuslim.com – Kisah kelahiran Nabi Muhammad yang membawa berkah untuk Ibu Susunya, Halimah as-Sadiyah berikut ini menunjukkan bahwa tanda-tanda kenabian dari diri Rasul sudah terlihat sejak beliau baru lahir.
Awalnya, tidak ada yang menginginkan menjadi ibu susu dari Rasulullah yang merupakan anak yatim. Namun, tidak ada yang mengetahui bahwa Rasulullah memberikan banyak keberkahan untuk ibu susunya.
Baca Juga: Kisah Kelahiran Muhammad saw
Halimah Awalnya Menolak Menyusui Nabi Muhammad
Pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabiul Awwal pada tahun yang sama dengan penyerbuan Abrahah (tahun gajah), Aminah melahirkan seorang bayi laki-laki.
Saat itu bertepatan dengan bulan Agustus tahun 570 Masehi. Sebagian pendapat mengatakan bahwa Aminah melahirkan pada tanggal 20 atau 21 April tahun 571 Masehi.
Abdul Muthalib memberikan nama Muhammad yang memiliki arti Terpuji. Beliau ingin bayi tersebut kelak menjadi orang yang terpuji, bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di bumi.
Dilansir channel telegram BELAJAR SEJARAH ISLAM, saat itu di kalangan bangsawan Arab berlaku tradisi mencari wanita-wanita desa yang bisa menyusui anak-anaknya.
Anak-anak disusukan di pedalaman dengan tujuan agar terhindar dari penyakit dan memiliki tubuh yang kuat serta agar dapat belajar bahasa Arab yang murni di daerah pedesaan.
Tidak lama kemudian datanglah serombongan wanita dari kabilah Bani Sa’ad mencari bayi untuk disusui. Di antara mereka ada seorang ibu bernama Halimah binti Abu Dzu’aib.
Saat itu, Halimah sedang dalam kondisi kesulitan karena terjadinya tahun kering yang menyebabkan tidak ada yang tersisa sedikit pun dari hasil panen di kampung halaman.
Selain itu, unta tuanya juga tidak lagi menghasilkan susu, sehingga anak-anak menangis pada malam hari karena lapar.
Halimah dan suami pun berharap bisa mendapat bayi seorang bangsawan kaya yang dapat memberi upah yang layak untuk menanggulangi kesengsaraan tersebut.
Namun, harapan mereka tidak terkabul karena hampir semua bayi bangsawan telah diambil oleh teman-teman serombongan mereka.
Bayi yang tersisa hanyalah bayi dalam gendongan Aminah.
“Namanya Muhammad. Ia anak yatim, tinggal aku dan kakeknya yang merawatnya,” kata Aminah.
Halimah dan suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza saling berpandangan. Mereka enggan menerima anak yatim karena tidak ada ayah yang dapat memberi mereka upah yang layak.
Baca Juga: Kisah Halimah As Sa’diyah, Ibu Susu Rasulullah
Keberkahan yang Mulai Dirasakan Ibu Susunya
Pasangan tersebut pergi mencari bayi lain. Ketika Halimah dan Harits kembali ke rombongan, mereka melihat semua kawan mereka telah mendapatkan bayi untuk dibawa pulang dan disusui.
Melihat itu, Halimah berkata kepada suaminya, “Demi Allah, aku tak ingin mereka melihatku pulang tanpa membawa bayi. Demi Allah, aku akan pergi kepada anak yatim itu dan mengambilnya.”
“Tidak salah kalau engkau mau melakukannya. Semoga Allah memberi kita keberkahan melalui anak yatim tersebut.”
Akhirnya, Halimah dan suaminya kembali menemui Aminah dan membawa Muhammad ke dusun mereka.
Aminah melepas bayi mungilnya itu dengan perasaan lega bercampur sedih. Lega karena akhirnya ada yang mengasuh Muhammad, sedih karena harus berpisah dengannya selama dua tahun.
Ketika menggendong Muhammad, Halimah keheranan karena tidak merasa repot membawanya serta seakan-akan tidak bertambah beban.
Kemudian, Halimah menyusui Muhammad. Terlihat bahwa Nabi Muhammad menyusu dengan lahap. Setelah menyusui Muhammad, Halimah menyusui bayinya sendiri.
Bayi Halimah juga menyusu dengan lahap. Setelah itu, Muhammad dan bayi Halimah sama-sama tertidur dengan lelap.
“Anak kita tidur dengan lelap, padahal sebelumnya kita hampir tidak bisa tidur karena ia rewel terus sepanjang malam,” bisik Halimah kepada suaminya. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)