ChanelMuslim.com – Hasil awal dari pemilu parlemen Israel tidak menunjukkan adanya prospek perdamaian antara Palestina dan Israel, kata perdana menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada hari Rabu kemarin.
Baca juga: Warga Palestina di Yerusalem Timur Boikot Pemilu Israel
Saat mengunjungi Tubas di wilayah pendudukan Tepi Barat, Mohammad Shtayyeh mengatakan: “Agenda politik dari partai-partai pemenang dalam pemilu Israel menunjukkan bahwa tidak akan ada mitra politik untuk Palestina dalam proses perdamaian.”
Shtayyeh juga mengatakan bahwa hasil menunjukkan dominasi sayap kanan dalam politik Israel.
Menurut hasil awal yang diumumkan media Israel Selasa malam lalu, partai Likud Netanyahu memenangkan 30 kursi di parlemen. Jajak pendapat menunjukkan bahwa kubu Netanyahu, yang terdiri dari Partai Likud dan sekutu, gagal memenangkan 61 kursi di Knesset yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan, hanya memperoleh 59 kursi.
Hasilnya menunjukkan bahwa partai sayap kanan, beberapa di antaranya anti-Netanyahu, mendominasi Knesset.
Shtayyeh juga meminta komunitas internasional untuk menghentikan serangan Israel di tanah, air dan properti Palestina.
“Palestina siap menjadi mitra dalam proses perdamaian yang serius dan nyata,” tambah perdana menteri itu.
Negosiasi antara pihak Palestina dan Israel telah terhenti sejak April 2014 karena penolakan Tel Aviv untuk membebaskan tahanan Palestina, menolak menghentikan kegiatan pemukiman ilegalnya, dan menolak menerima perbatasan sebelum perang Juni 1967 sebagai dasar untuk solusi dua negara.
Sumber di Partai Likud mengatakan, Netanyahu akan mencoba membentuk pemerintahan secepat mungkin. Netanyahu juga memanggil para pemimpin lain di kamp politiknya dan meminta mereka untuk bergabung dengan pemerintah sayap kanan yang kuat.
Laporan The Jerusalem Post mengungkapkan sebanyak dua dari tiga jajak pendapat menunjukkan bahwa blok Likud, Shas, United Torah Yudaism (UTJ), dan Partai Zionis Religius menerima cukup dukungan bersama dengan Partai Yamina milik Naftali Bennett
Tingkat partisipasi pemilih hanya 67,2 persen, turun 4,3 persen sejak pemilu Maret lalu. Pada kesempatan itu, warga Israel yang memberikan suara mencapai 71,5 persen dan terendah dari empat pemilu dalam dua tahun terakhir.[ah/anadolu]