ChanelMuslim.com – Tuli dan Kaligrafi
Oleh : Amatullah Basimah
Assalamualaikum warahmatullah wa barakatuh
Nama saya Amatullah Basiimah (Nama isyarat )
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato bertemakan “Tuli dan Kaligrafi”.
Menjadi Tuli bukan berarti menjadi bodoh. Hanya satu indera yang terhalangi, yaitu pendengaran. Masih banyak indera lain yang bisa digunakan untuk mempelajari tanda-tanda kebesaran Allah.
[gambar1]
Saat Temu Kontributor Rekaman dan Komunitas Tuli yang digelar oleh @quranidProject, Basimah memberikan karyanya kepada Dewi Sandra (Foto; Nur Indah Harahap)
Tuli bukan tidak memiliki kemampuan (disabel), tapi memiliki kemampuan yang berbeda (difabel) dengan orang dengar.
Untuk memahami dan menikmati keindahan al-Qur’an yang mulia, Tuli juga punya rasa, punya mata dan punya hati.
Bagaimana Tuli memahami dan menikmati al-Qur’an yang mulia ?
1. Mempelajari tafsirnya melalui penjelasan dalam bahasa isyarat. Bahasa isyarat inilah akses Tuli untuk dapat menembus penghalang dalam kesulitan mendengar.
2. Mempelajari huruf demi huruf lewat tulisan atau lewat isyarat huruf, merangkainya dan mencoba melafalkannya. Ilmu Kaligrafi dapat membantu Tuli menuliskan dan merasakan keindahan al-Quran yang mulia
3. Menghafalkannya melalui mengeja isyarat huruf demi huruf atau berulang-ulang menuliskan ayat demi ayat, surat demi surat, hingga Allah menganugerahkan kemudahan dalam mengingatnya
4. Mengajarkannya kepada kaum Tuli agar juga bisa memahami dan menikmati keindahan al-Quran yang mulia dengan akses bahasa isyarat dan tulisan indah
[gambar2]
Semakin banyak orang yang memahami kebutuhan Tuli tentu akan semakin baik. Karena itu artinya semakin mudah bagi Tuli untuk memahami dan menikmati keindahan al-Quran yang mulia.
Apresiasi buat Lembaga Kaligrafi (Lemka) yang dengan tangan terbuka memberikan kesempatan bagi Tuli untuk belajar menuliskan al-Qur’an dengan keindahan dan penuh kesabaran.
Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik buat pengurus yayasan dan guru-guru yang telah memberikan bimbingannya.
Ke depan semoga lebih banyak Tuli yang akan belajar pada Lembaga Kaligrafi ini, dengan menyediakan akses bahasa isyarat, sehingga lebih banyak ilmu yang dapat diserap dengan baik.
Terimakasih banyak atas kebersamaannya selama setahun ini, kita akan selalu bersama bergandeng tangan untuk mencintai al-Qur’an melalui Kaligrafi.
Tulisan ini dipresentasikan Basimah dengan menggunakan bahasa isyarat pada Pentas Seni pada tahun 2017 saat dirinya tahun lalu mengambil kursus kaligrafi dan mondok di pesantren Lemka Sukabumi.
Dikirimkan oleh ibunda Amatullah Basimah, Nur Indah Harahap untuk pembaca chanelmuslim.com pada Senin, 19 Maret 2018