1. Kita punya harta. Perlu disadari itu adalah titipan yang dititipkan kepada kita. Di situ ada hak suami atau istri, anak, fakir miskin, duafa, dan lain-lain. Jangan merasa itu semua milik sendiri dan pelit serta dihabiskan untuk kepentingan sendiri dan menganggap dermawan kalau memberi tapi kau harus sadari itu hanya menyampaikan titipan dari Allah ta’ala.
2. Kalau dicurangi bukan kita yang rugi tapi dialah yang curang. Kita harus bersyukur kepada Allah ta’ala tidak dijadikan penjahatnya.
Baca juga: Allah Tidak Perlu Dibela?
3. Juhud letaknya bukan diharta benda tapi di hati. Tak masalah berharta benda kalau harta tersebut disimpan di tangan bukan di hati.
4. Masalah jadi runyem karena dipermasalahkan, diungkit-ungkit, dipikirkan, dibahas-bahas, dan lain-lain tapi kalau disikapi dengan keyakinan bahwa semuanya atas izin Allah ta’ala, tinggal kita belajar dari peristiwa yang sudah terjadi, itu jauh lebih selamat.
5. Sedekah bukan mengurangi rezeki kita tapi deposit dan atau investasi akhirat dan itu yang sebenar-benarnya harta simpanan kita.
6. Kalau ingin disenyumi orang, kitanya yang memulai senyum.
7. Yang berbahaya bukan dari luar diri tapi yang di dalam diri: nafsu, sombong, ujub, riya, ego, dan lain-lain itu kalau kita tidak perangi akan membawa kepedihan dunia akhirat. Perang dengan musuh ada batas waktunya tapi perang dengan hawa nafsu itu seumur hidup.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com