Katanya, Rasulullah said; “Barangsiapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula.” (HR. Ahmad)
Nah, bagaimana nggak jadi semangat tuh shalawatan.
Lalu kembali ke kisah nyata depan hotel pada sore hari ini. Lalu staff hotel nyamperin supirku dan tanya, “Ini Ibu Proklawati ya?”
Baca juga: Kalau Hati Istri Sudah Mati
“Iyaa,” jawab supirku agak bangga.
Aku; “Maashaa Allah, dikenal di dunia saja sudah bangga. Apalagi dikenal di akhirat. Dikenal oleh penghuni langit.”
Mungkin oneday, “Ibu Proklawati yaa?”
Aku gagap karena di akhirat kan nggak pakai supir. “Yaa…” jawabku pasrah.
Silakan masuk. Aku tercengang. Karena dulu ibu suka shalawatan di hari Jum’at lagi.
Aku; “Ah… baru-baru saja kok. Saat sudah mulai tua.”
Di situ aku melamun. Sedikit halu, sampai lupa kasih tip ke pegawai hotel yang senyum-senyum sopan sepanjang jalan.
Melamun ketika shalawatan bisa bikin aku masuk ruang VIP di akhirat. Semoga. Aamiin. Tiba-tiba, “Selamat datang Bu Proklawati,” mereka membungkuk sopan.
Maashaa Allah. Andai kutahu dari dulu sudah shalawatan agar dikenal di langit.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah satu di antara kamu (manusia) membaca shalawat, sebaiknya diawali dengan mengagungkan nama Allah ta’ala dan memujinya. Setelah itu barulah membaca shalawat kepada nabi, setelah itu barulah dapat berdoa sesuai doa yang dinginkan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Website: