ChanelMuslim.com – Pengaduan Rakyat tentang Said bin Amir
Saat itu Homs digambarkan sebagai Kufah kedua. Hal ini disebabkan sering terjadinya pembangkangan dan pendurhakaan penduduk terhadap para pembesar yang memegang kekuasaan.
Dan karena kota Kufah dianggap sebagai pelopor dalam soal pembangkangan ini, maka kota Homs diberi julukan sebagai Kufah kedua.
Tetapi bagaimanapun gemarnya orang-orang Homs ini menentang pemimpin-pemimpin mereka sebagaimana kita sebutkan itu, namun terhadap hamba yang shalih seperti Sa’id bin Amir, hati mereka dibukakan Allah, hingga mereka cinta dan taat kepadanya.
Baca Juga: Said bin Amir yang Dipercaya Umar Memimpin Syria
Pengaduan Rakyat tentang Said bin Amir
Pada suatu hari Umar menyampaikan berita kepada Sa’id: “Orang-orang Syria mencintaimu!”
“Mungkin sebabnya karena saya suka menolong dan membantu mereka,” ujar Sa’id.
Bagaimana juga cintanya warga kota Homs kepada Sa’d, namun adanya keluhan dan pengaduan tak dapat dielakan. Sekurang-kurangnya untuk membuktikan bahwa Homs masih tetap menjadi saingan berat bagi kota Kufah di Irak.
Suatu ketika tatkala Amirul Mukminin Umar berkunjung ke Homs, ditanyakannya kepada penduduk yang sedang berkumpul lengkap: “Bagaimana pendapat kalian tentang Sa’id?” Sebagian hadirin tampil ke depan mengadukannya.
Tetapi rupanya pengadungan itu mengandung berkah, karena dengan demikian terungkaplah dari satu segi kebesaran pribadi tokoh kita ini, kebesaran yang amat menakjubkan serta mengesankan.
Dari kelompok yang mengadukan itu Umar meminta agar mereka mengemukakan titik-titik kelemahannya satu demi satu. Maka atas nama kelompok tersebut majulah pembicara yang mengatakan:
“Ada empat hal yang hedak kami kemukakan:
1. Ia baru keluar menemui kami menjelang siang hari.
2. Ia tak mau melayani rakyatnya di waktu malam hari
3. Setiap bulan ada dua hari di mana ia tidak keluar menemui kami hingga kami tak dapat menemuinya.
4. Dan ada satu lagi yang sebetulnya bukan kesalahannya tapi mengganggu kami, bahwa sewaktu-waktu ia jatuh pingsan.”
Umar tertunduk sebentar dan berbisik memohon kepada Allah, katanya: “Ya Allah, hamba tahu bahwa ia adalah hamba-Mu yang terbaik, maka hamba harap firasat hambat terhadap diriny tidak melesat.”
Bersambung…