ChanelMuslim.com – Ketika kerinduan itu akhirnya menyapa dalam keheningan malam yang syahdu. Malam begitu gelap, hanya setitik sinar yang menerobos di balik dedaunan dari sebuah bola lampu usang di pekarangan rumah yang mampu menembus bola mata ini.
Aku berjalan terseok di antara mata yang masih tak rela terbuka. Dini hari itu, aku akhirnya terbangun setelah beberapa waktu kudiamkan namun suara kucing tetangga yang bertengkar itu semakin mengganggu tidurku.
Sebuah kerikil kecil kulemparkan ke arahnya. Namun, gagal. Mereka masih tetap mengeong tak karuan dan tak menghiraukan kerikil yang kulemparkan ke arah mereka.
Akhirnya aku terpaksa mendekatinya dan memisahkan kedua kucing itu agar berhenti mengeong. Kugiring menjauh dan alhamdulillah akhirnya mereka berhenti mengeong.
Aku berdiri sejenak di depan rumah. Sesaat kemudian kubuka daun pintu dan kulirik sebuah jam dinding yang masih saja sabar berdetak meski kami sudah tertidur dan tak memperhatikannya.
Jarum pendek jam dinding itu menunjuk tepat ke angka 3. Dan aku kembali terdiam.
Mungkinkah ini jawaban atas kerinduan itu?
Baca Juga: Nasihat Tahajud
Ketika Kerinduan Itu Akhirnya Menyapa
Aku menghela nafas. Hampir sepekan sudah aku begitu lelah dan selalu saja melewatkan waktu-waktu seperti ini. Setumpuk pekerjaan selalu saja memanjakan mataku untuk terlena dalam tidurku hingga akhirnya berlalu dari waktu seperti ini.
Waktu di mana orang-orang shaleh biasanya begitu menikmati kebersamaan mereka bersama sang penciptanya. Waktu di mana orang-orang shaleh begitu khusyu bermunajat atas doa dan segala pinta-nya.
Aku tertunduk. Ada rasa gembira dan menyeruak dari dalam hati ini.
“Benar, semoga ini memang adalah jawaban atas kerinduan itu,” lirihku saat itu.
Ternyata suara kucing tadi yang sempat aku sesalkan karena telah mengganggu tidurku, ternyata menjadi jalan untukku menikmati sepertiga malam bersama-Nya.
Aku berjalan mengambil air wudhu dan sesaat kemudian gemericik air memecah kesunyian di malam itu. Aku tersungkur dalam sujudku. Ucap syukur atas pintaku kini terwujud sudah.
Mendapatkan kesempatan untuk bisa menikmati tahajud menjadi sebuah nikmat yang tak bisa didapatkan oleh semua orang.
Aku sendiri mengibaratkan bahwa tahajud itu bukan sekedar niat, namun juga undangan Alloh. Seperti hal-nya haji yang Alloh perkenankan hanya bagi hamba-hamba yang diundang oleh-Nya, tahajud-pun tak jauh beda.
Banyak diantara kita yang selalu melafadzkan niat untuk ingin dan agar bisa bangun serta menunaikan tahajud. Namun seringkali kita terlelap dan kehilangan atas momen itu.
Ini semua karena niat saja ternyata tidak cukup. Ada keridhoan Alloh yang hadir dan menyapa agar seorang hamba bisa menikmati indahnya saat-saat bertahajud.
Dan aku bersyukur atas semua itu. Hari ini aku kembali bisa merasakannya. Semoga Alloh senantiasa meridhoi kita agar bisa selalu berjumpa dalam sepertiga malam bersama-Nya.[ind]