Punya uang baru beli. Belum ada, ya sabar dan nabung dulu. Jangan mengikuti standar keinginan dan gaya hidup orang lain. Sementara kita juga tahu bahwa standar ilmu dan ikhtiar kita juga belum tentu sama seperti mereka.
Jangan hanya ingin bisanya mereka tapi tak mau tahu apa yang mereka lakukan untuk bisa di level itu. Dianggap sederhana atau bahkan miskin itu tak jadi soal. Asal uang yang ada tak terpakai untuk bayar cicilan dan keluarga bisa makan cukup.
Itu saja dulu disyukuri. Dari pada hidup dengan pujian, tapi penuh cicilan. Alhasil keluarga ikut susah dan tak tentram.
Ikuti alur prinsip sederhana. Kebutuhan makan, utamakan. Pakaian, usahakan. Tempat tinggal, pikirkan dan rencanakan. Kendaraan dan kemewahan, penuhi dengan kesabaran.
Jangan dibalik. Urusan makan malah sabar. Yang mewah malah diutamakan. Yang utama itu ya yang pokok.. Yaitu makan.
Baca juga: Gantian Ya, Ini Nasihat untuk Para Istri
Jangan urusan makan belum beres malah nyicil rumah. Ngontrak dulu tak jadi soal. Naik angkot atau kendaraan umum tak lantas menurunkan kehormatan.
Saya dari lahir sampai umur 28 tahun hidup dikontrakan. Alhamdulillah. Tetap tidur nyenyak, tetap bisa ngimpi. Dan….
Sebab yang penting, fokus dulu dengan yang pokok. Punya uang, saya pakai untuk belajar. Investasi isi kepala. Pengetahuan. Bangun bisnis dan relasi. Kita tidak hidup untuk dipuji orang yang biasanya hanya sebulan dua bulan.
“Eh rumahnya bagus.”
“Eh, mobilnya keren ya.”
“Wah, tasnya baru nih. Mahal ya.”
Pujian itu hanya sebentar. Tapi kita yang akan menanggung kesalahan atas prioritas keuangan untuk waktu yang lama. Kembali ke prinsip di atas. Insya Allah hidup jadi lebih enteng.
Sebab cicilan, itu bikin hidup hanya berujung pada 4 penyakit:
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com