• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 20 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Oase

Apakah Akhirnya Kita Seperti Burung Beo Itu

September 25, 2017
in Oase
74
SHARES
571
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

OASE – Sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah memberikan cerita hikmah untuk kita semua. Ceritanya dimulai beberapa tahun yang lalu saat pengurus pesantren tersebut tepatnya pemilik pondokan (sebutan sebuah pesantren) memelihara seekor burung beo.

Beo merupakan jenis burung yang paling cerdas menirukan suara-suara manusia selain burung kakak tua. Bertahun-tahun Kiai mengajarkan sebuah kalimat kepada beo itu. Kalimat yang sering kita baca dalam sholat. kalimat tauhid, ”Laillahaillallah Muhammadarrasulullah” terus diajarkan kepada beo. Hingga begitu lancarnya di lafadzkan oleh burung beo.

Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid di ucapkan si burung beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna. Ada kebanggaaan sendiri melihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.

Tahun berganti tahun. Suatu pagi kiai memberikan makan seperti biasa untuk beo kebanggaan itu. Ada yang aneh dari beo yang tak seperti biasanya. Lincah, berputar-putar 360 derajat, makan minum dan mengucapkan kalimat tuhid. Kali ini beo begitu lunglai. Diperhatikannya beo oleh Pak Kiai yang semain lama semakin menunduk. Tak berapa lama beo terjatuh dari tenggerannya. ”Plak”. Burung beo terjatuh di dasar sangkar luas itu. Kontan Kiai sedih dan menangis. Sejak saat itu beliau selalu menangis, bahkan saat mengajar.

Beberapa hari tak reda sedihnya. Hal ini membuat santri khawatir akan kondisi Pak Kiai. Suatu hari seluruh santri berkumpul untuk membicarakan solusi agar Kiai tidak lagi bersedih. Mereka sepakat untuk mengumpulkan sebagian uang jajan untuk membelikan seekor beo untuk Pak Kiai. Mereka benar-benar mengira kesedihan Pak Kiai disebabkan matinya beo terdahulu yang sangat di banggakan oleh seluruh seantero pondokan.

Pada suatu pagi seusai sholat subuh berjamaah sebelum kuliah subuh. Perwakilan salah satu santri memberanikan diri untuk berbicara mengutarakan rencana santri se pondokan yang akan mengganti beo yang meninggal dan memberikan uang yang telah terkumpul dan dikira cukup membeli seekor beo.

 "Assalamu’alaykum Wr Wb., Afwan Kiai, ana mohon izin berbicara sebelum kuliah subuh dimulai", kata santri itu.

 "Silahkan. Apa yang akan kau sampaikan", sambut Kiai.

 "Kemarin kami semua berkumpul dan bermusyawarah, bagaiamana mencari solusi agar Kiai tak bersedih lagi, karena beo yang telah mati. Kita bisa menggantinya insya Allah", tambah sang santri.

 "Alhamdulillah. Hari ini saya melihat persaudaraan antar santri yang semakin erat. Walaupun kalian dari berbagai suku, tetapi dapat disatukan menjadi saudara dengan balutan Iman kepada Allah. Tidak ada lagi sekat lagi karena golongan darah atau saudara sedarah. Kalian telah menunjukkan persaudaraan kalian didasarkan karena cinta Pada Allah. Subhanallah. Jaga itu", jawab Kiai.

Santri: ????

Santri semakin bingung. Kiai meneruskan ceritanya kenapa dia bersedih.

 "Kalian tahu kenapa aku bersedih. Kalian menyaksikan aku mengajarkan kalimat Tauhid (Laillahaillallah….) kepada beo itu bertahun-tahun, dan dia lancar mengucapkannya selama beberapa tahun juga. Tahukah yang sangat membuat sedih hingga kini? Aku sedih karena burung Beo yang telah kuajarkan kalimat tadi ternyata ketika sakaratul maut hanya berbunyi, “Kheeeeek”. Ya itu saja yang di suarakan beo itu", ungkap Kiai.

Padahal aku mengajarkannya bertahun-tahun mengucapkan kalimat tauhid. Inilah yang membuat aku bersedih dan melakukan instropeksi diri. Apakah nanti di penghujung sakaratul maut aku juga akan seperti beo itu. Aku selalu mengajarkan kalimat tauhid dan selalu ber ibadah. "Hari ini aku berpesan kepada kalian semua untuk terus meningkatkan ibadah kita secara sungguh-sungguh. Dan jangan ada penyakit dalam hati kita", tegas Kiai.
  
Serentak pondokan hening. Seluruhnya menunduk dan menangis tersedu. Beberapa santri berpelukkan dan saling meminta maaf kepada saudara lainnya. Dalam kondisi seperti ini ada satu pertanyaan, “Bagaimana dengan kita semua?”……

Pernah dimuat di website EraMuslim.com | Blog Penulis : https://kripikyayan.blogspot.co.id

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Keren, Siswa JISc JIBBS Antusias Ikuti Ekstrakurikuler Memanah

Next Post

Penilaian Sejarawan UI Tentang Film G30S/PKI

Next Post

Penilaian Sejarawan UI Tentang Film G30S/PKI

Empat Pesan Sejarawan Jika Garap Film G30S/PKI Kekinian

Sentulfresh Bogor, Pilihan Wisata Edukasi Dengan 13 Kegiatan Seru

  • Tafsir Al Munir

    Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5047 shares
    Share 2019 Tweet 1262
  • Perkumpulan Jalanin Bulukumba Bangun Pendidikan Lewat Training Fasilitator Kehidupan

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7528 shares
    Share 3011 Tweet 1882
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3123 shares
    Share 1249 Tweet 781
  • Estafet Kepemimpinan Salimah Kalbar Berlanjut, Fitriana Resmi Terpilih

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1498 shares
    Share 599 Tweet 375
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5112 shares
    Share 2045 Tweet 1278
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    4846 shares
    Share 1938 Tweet 1212
  • Salimah Kalbar Gelar Musyawarah Wilayah V

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Doa Rabithah dan Keutamaan Membacanya

    2021 shares
    Share 808 Tweet 505
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga