ChanelMuslim.com – Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin membuka Grand Opening Muktamar Wahdah Islamiyah ke-4 yang digelar secara virtual pada Ahad (19/12/2021).
Baca juga: Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
Dalam acara yang dihadiri sekitar seratus ribu peserta itu, Kiai Ma’ruf menyatakan rasa syukur dan terima kasihnya karena diundang untuk memberikan sambutan dan membuka acara tersebut.
Dalam sambutannya Kiai Ma’ruf menjelaskan tentang keberadaan Indonesia yang tidak bisa dipisahkan dengan Pancasila yang di dalamnya terdapat nila-nilai agama.
Kata Kiai Ma’ruf, Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara demokrasi terbesar di dunia yang menjamin kebebasan berkumpul dan berserikat, Warga negara diberikan kebebasan untuk memilih dan bergabung dengan organisasi kemasyarakatan yang tidak melenceng dari Pancasila.
“Pancasila lahir berdasarkan kesepakatan para pendiri bangsa, oleh karena itu saya menamakan Pancasila itu sebagai kesepakatan nasional yang menjadi titik temu diantara kita semua bangsa dan ini harus dijaga,” ujarnya.
Penjagaan itu, kata Kiai Ma’ruf, demi keberlangsungan dan kemaslahatan bersama. “Setiap sila di dalamnya mempersatukan segala bentuk keberagaman nusantara yang sejak dahulu ada jauh sebelum republik terbentuk, karena itulah saya menamakan sebagai negara kesepakatan,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kiai Ma’ruf menilai bahwa hubungan antara negara dan agama, atau Islam dan Pancasila sudah selesai sejak terbentuknya NKRI yang berdasarkan Pancasila.
“Jadi tidak perlu lagi diperdepatkan, ke depan yang harus dilakukan adalah menjaga umat yang mayoritas menjadi bangsa ini,” kata Kiai Ma’ruf.
Menurutnya, kita juga harus melakukan penguatan atau pemberdayaan umat yang sampai sekarang umat kita masih lemah. “Itu kerja kita, daripada kita berdebat yang sebenarnya hanya menghabiskan energi,” tuturnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menambahkan perlunya menjaga umat dari pemikiran yang merusak dan menyimpang.
“Tetapi kita lakukan dengan cara-cara yang santun dan damai sesuai prinsip ajaran Islam yaitu washatiyah atau moderat,” jelasnya.
Selain itu, Kiai Ma’ruf juga mengajak untuk untuk berkontribusi dalam pemberdayaan umat di bidang pendidikan dan ekonomi. “Hal ini agar umat Islam menjadi umat yang kuat,” ungkapnya.
Penguatan ekonomi dengan memperbanyak pengusaha umat. “Oleh karena itu bagaimana menaikan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah bahkan menjadi pengusaha yang besar. Para dai terdahulu, disamping pendakwah mereka juga merangkap sebagai pedagang sehingga bisa membiayai kegiatan sendiri tidak tergantung orang lain,” ungkapnya.
Menurutnya, inilah kemandirian umat,yang harus dibangun kembali tanpa harus tergantung pihak lain.
Terkait keberadaan dan peranan Wahdah Islamiyah, Kiai Ma’ruf meyakini bahwa organisasi yang berdiri sembilan belas tahun ini telah menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kemaslahan umat dalam bingkai NKRI.
“Saya turut bangga selama hampir dua dekade ini Wahdah Islamiyah menjadi salah satu ormas nasional yang konsisten mengusung persatuan umat Islam. Wahdah Islamiyah juga memberi warna baru dalam dinamika umat di negeri tercinta kita ini melalui prinsip washatiyah, melaui cara-cara yang santun,” ujar Kiai Ma’ruf.
Menurutnya, peran Wahdah Islamiyah dalam bidang pendidikan, sosial dan kemanusiaan tidak perlu diragukan lagi. Wahdah juga mengusung setiap programnya dengan nilai-nilai persatuan sehingga menjadi berkah dalam setiap kiprahnya
“Saya berharap Wahdah Islamiyah terus bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat terutama dalam membangun umat yang berilmu sekaligus beriman, juga berperan dalam dunia imtak dan iptek mweujudkan masyarakat yang maju, adil sehatera dan martabat.
“Harapan saya Muktamar Wahdah Islamiyah ke-4 ini dapat menghasilkan-kebijakan organisasi terbaik serta membuat rekomendasi berkualitas sebagai tawaran solusi untuk kemaslahatan umat bangsa dan negara,” tandas Kiai Ma’ruf.
Dengan membaca bismillah, Kiai Ma’ruf Amin membuka secara resmi Muktamar Wahdah Islamiyah ke-4.[ah/rilis]