ChanelMuslim.com – Sahabat Muslim, tahukah kamu bahwa saat ini, kita hidup di era Post Truth? Dalam Oxford Dictionaries, Post Truth didefinisikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan atau merujuk kepada keadaan di mana fakta-fakta objektif kurang berpengaruh dalam pembentukan opini publik dibandingkan emosi dan keyakinan pribadi.
Baca Juga: Koleksi Terbaru Raisin by Chaera Lee Hadir dengan Warna Natural
Kita Hidup di Era Post Truth
Arti dari fakta objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
Di era ini, kebenaran sudah menjadi sesuatu yang subjektif alias semua orang bisa menafsirkannya.
Maksud dari fakta subjektif adalah mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya.
Dikutip dari buku “Muslim 4.0” yang ditulis oleh Yanuardi Syukur & Tri Putranto, Dramawan yang bernama Steve Tesich memopulerken istilah ini dalam esai yang terbit di majalah The Nation pada 1992.
Dituliskan bahwa kita sebagai orang bebas, maka juga bebas memutuskan apa yang ingin kita hidupkan di dunia post truth ini.
Hal ini tentu saja sangat sesuai dengan kondisi yang terjadi hari ini. Kita bisa melihat bagaimana di media sosial-media sosial, tidak jarang kita kebingungan menemukan fakta yang sesungguhnya.
Di medsos, opini terkadang jauh lebih kuat dibanding fakta dan data atau bukti. Seseorang lebih percaya dengan kata-kata manis dari tokoh yang dipercayainya, padahal belum tentu itu faktanya.
Selain itu, seseorang yang belum mengerti apa pun, setelah melihat opini dari orang lain, entah karena opini tersebut banyak diikuti atau disukai orang lain, maka orang tersebut juga ikut-ikutan memercayai opini tersebut.
Kembali lagi seperti yang telah disebutkan, orang-orang jauh lebih percaya opini daripada fakta sebenarnya.
Opini seolah-olah menenggelamkan fakta sesungguhnya. Seperti kata seorang Filsuf, AC Grayling yang menyatakan bahwa fakta apa pun itu bisa tenggelam oleh kerasnya suara dari si pengirim pesan.
Hal tersebut terbukti saat ini karena medsos seperti sudah menjadi arena pertarungan di mana yang bersuara paling keras akan menang.
Tidak peduli itu fakta atau bukan, yang penting suaranya keras sehingga bisa membuat orang-orang percaya.
Sahabat Muslim, melihat fenomena ini, tentunya kita sebagai Muslim, jangan sampai menjadi orang yang juga hanya mengandalkan opini.
Kita harus benar-benar teliti atau tabayun terkait sebuah informasi yang didapat. Selain itu, kita juga perlu menjadi pribadi yang bisa menyebarkan fakta sesungguhnya. [Cms]