ChanelMuslim.com – Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh setiap tanggal 9 Februari. Sebagai corong berita, pers memiliki peran penting dalam kehidupan bernegara. Ia tidak hanya hadir dalam fungsi penyiaran, namun perannya bisa sampai pada ranah kemanusiaan.
drg. Imam Rulyawan MARS., sebagai Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa mengatakan wartawan dan media massa mengemban tugas mulia, tugas kenabian untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan (agar manusia melakukan amar makruf dan nahi munkar).
“Jurnalisme Profetik adalah Jurnalisme Kenabian. Maksudnya, jurnalisme yang meneladani akhlak dan perilaku mulia para nabi dan rasul. Saya sangat berharap generasi wartawan saat ini menerapkan jurnalisme profetik saat menjalani tugasnya,” ungkap drg. Imam Rulyawan MARS dalam keterangan tertulisnya yang diterima chanelmuslim.com.
Di sisi lain, sebutnya kiprah insan pers dalam pemberitaan dibidang kemanusiaan turut berkontribusi membangun nilai-nilai kepedulian kepada khalayak masyarakat. Ia mengungkapkan, Dompet Dhuafa, lembaga zakat yang bergerak dalam bidang kemanusiaan ini lahir dari gagasan beberapa Tokoh Pers Nasional.
“Pers sangat diperlukan untuk menyampaikan informasi dan melakukan edukasi sehingga masyarakat menjadi cerdas. Pers juga memiliki peran untuk menginspirasi masyarakat dengan nilai-nilai kepedulian dan solidaritas kemanusiaan. Pers berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat sejahtera yang penuh keharmonisan,” lanjut drg. Imam Rulyawan, MARS.
[gambar2] Dompet Dhuafa
Hingga saat ini, tambah drg Imam pers mempunyai peranan sentral dalam mengungkap persoalan kemiskinan sehingga mendapat perhatian dan menjadi prioritas penanganannya. Misalkan, adanya bencana kelaparan, busung lapar dan gizi buruk, sulitnya mengakses modal usaha dan bantuan pemerintah yang berorientasi penanggulangan kemiskinan, lemahnya pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan, permukiman kumuh, tingkat pengangguran begitu tinggi serta perlakuan tidak adil terhadap buruh yang dialami warga miskin.
“Peranan pers tersebut, mendorong Dompet Dhuafa untuk sigap bertindak dalam mengentaskan kemiskinan seiring capaian SDG’s pemerintah melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dakwah dan budaya,” jelasnya.
Sementara itu, Fuji EP yang berkecimpung lima tahun sebagai jurnalis salah satu media nasional berpendapat bahwa peran pers saat meliput kegiatan filantropi atau lembaga amil zakat mungkin dianggap tidak seru karena isunya landai.
[gambar1] Dompet Dhuafa
“Tapi bagi saya meliput kegiatan filantropi atau lembaga amil zakat justru bahagia. Artinya saya ikut mengkampanyekan gerakan zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) kepada masyarakat Muslim di Indonesia. Melalui gerakan Ziswaf ternyata banyak hal baik yang bisa dilakukan seperti mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial yang menjadi masalah utama di negeri ini,” ungkap Fuji.
Begitu juga Syahnanto yang sudah 18 tahun di dunia jurnalis mengaku sebagai jurnalis kita perlu menjaga independensi.
“Sebagai jurnalis tentunya independensi harus dijaga. Namun jurnalis bukan berarti tak berpihak. Salah satu keberpihakan profesi jurnalis yakni pada kebenaran dan kemanusiaan”, ungkap Syahnanto.
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 26 tahun, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
[red/rilis]