ADA wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang istimewa. Wasiatnya tak diucapkan, tapi tersampaikan melalui isyarat beberapa jam sebelum wafat.
Di tahun kesebelas hijriyah, pada Bulan Safar, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sakit. Cukup lama, sekitar 13 hingga 14 hari.
Selama 11 hari, Rasulullah masih bisa mengimami shalat berjamaah. Karena sakitnya semakin parah, pada Kamis di saat Shalat Isya, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menggantikan Rasulullah sebagai imam shalat.
Di hari wafatnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, Senin tanggal 12 Rabiul Awal, shalat Subuh berjamaah sedang berlangsung.
Rasulullah membuka tirai antara rumahnya dengan masjid tempat shalat dilaksanakan. Rasulullah melihat Abu Bakar sebagai imam dan jamaah shalat yang mengikutinya.
Melihat itu, Rasulullah tersenyum, melupakan sakitnya keadaan sakaratul maut. Seolah Rasulullah mengatakan kepada Allah, “Ya Allah, inilah keadaan terakhir umatku saat aku tinggalkan untuk menghadap-Mu.”
Rasulullah menampakkan senyum bahagianya. Sahabat melihat Rasulullah yang tersenyum mengira beliau sudah sembuh.
Namun, Rasulullah memberikan isyarat dengan tangannya. Yang artinya, teruskan kalian seperti itu.
Itulah shalat Subuh terakhir di mana jamaah shalat masih bisa menjumpai Rasulullah. Karena di waktu duha, Rasulullah wafat.
**
“Teruslah kalian seperti itu!” seperti itulah makna isyarat yang diwasiatkan Nabi sebelum wafatnya.
Para ulama menafsirkan, teruslah kalian dalam satu barisan yang sama. Menyembah Tuhan yang sama. Menghadap kiblat yang sama. Bershalawat kepada Rasul yang sama.
Teruslah kalian bersatu dalam taat kepada Allah subhanahu wata’ala. Jangan ada perpecahan dan permusuhan, karena umat Islam saling bersaudara. [Mh]