ChanelMuslim.com- Dalam sebuah kitab disebutkan pelajaran rezeki dari Nabi Sulaiman dan hewan-hewan di sekitarnya. Pelajaran itu menyadarkan Nabi Sulaiman tentang kebesaran Allah dalam hal rezeki.
“Wahai semut, berapa banyak gandum yang kau butuhkan untuk mencukupi kehidupanmu dalam satu tahun?” ucap Nabi Sulaiman kepada seekor semut.
“Satu butir gandum,” jawab semut begitu yakin.
“Wahai semut, buat aku yakin dengan ucapanmu,” ucap Nabi Sulaiman sambil memasukkan semut kedalam sebuah botol yang berudara. Dalam botol itu pula, Nabi Sulaiman memasukkan sebutir gandum.
Eksperimen itu akan diuji Nabi Sulaiman apakah benar seekor semut membutuhkan hanya sebutir gandum dalam satu tahun.
Ketika waktu menunjukkan hampir satu tahun, Nabi Sulaiman memeriksa botol yang berisi semut dan sebutir gandum. Keingintahuan Nabi Sulaiman pun terus memuncak, apakah benar seekor semut hanya butuh sebutir gandum dalam setahun. Jangan-jangan semutnya sudah mati karena salah menghitung kebutuhannya.
Apa yang didapatkan Nabi Sulaiman dari eksperimennya? Ternyata, semut memang masih hidup. Tapi, gandumnya tidak habis, bahkan masih sisa setengah.
Nabi Sulaiman pun bertanya-tanya. Kenapa kok masih sisa setengah? Apa semut berbohong kepadanya soal kebutuhannya selama satu tahun.
“Wahai semut, apa kamu berbohong kepadaku. Ternyata gandumnya masih sisa setengah,” Nabi Sulaiman mengungkapkan keheranannya kepada semut.
“Wahai Nabi Allah, ketika aku di alam bebas, kebutuhanku untuk hidup selama satu tahun memang sebesar satu butir gandum. Persis seperti yang aku sampaikan kepadamu tahun lalu.
“Tapi kenapa ini masih sisa setengahnya?” sergah Nabi Sulaiman begitu ingin tahu.
“Ketika aku di alam bebas, aku memakan gandum tanpa khawatir kalau jatahku akan habis. Untuk tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun yang akan datang. Karena di alam bebas, yang menjatahiku Allah Yang Maha Kaya.
“Tapi saat aku dalam botol ini, yang menjatahiku, Engkau, hanya makhluk yang memiliki keterbatasan kekayaan. Tidak ada kepastian apakah tahun berikutnya masih ada jatah gandum untukku.
“Karena itulah, naluriku membimbingku untuk memakan setengah dari kebiasaanku makan di alam bebas sana,” ungkap semut yang membuat Nabi Sulaiman terkesima.
**
Seekor semut memberikan pelajaran buat kita. Bahwa, ia begitu tawakal dan yakin bahwa bersandar dengan rezeki Allah takkan pernah berkurang, luas, dan tak perlu dikhawatiri dan dirisaukan.
Berbeda dengan jatah rezeki dari makhluk. Sekaya apa pun dia, pasti ada keterbatasan.
Karena itu, sandarkanlah keyakinan kita bahwa Allah Maha Luas rezekinya. Allah Maha Kaya yang takkan pernah kekurangan. Dan jatah rezeki Allah untuk hambaNya takkan pernah tertukar.
Kalau Allah memberikan rezeki kepada seorang hamba, tak ada satu kekuatan pun yang menghalanginya. Sebaliknya, jika memang Allah belum memberikan rezeki kepada hambaNya, tak ada satu pun kekuatan yang bisa memaksanya.
“Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (QS. 11: 6) (Muhammad Nuh)