SETAN mengingatkan kita suatu hal, agar kita lupa jumlah rakaat shalat.
Di masa Imam Abu Hanifah atau Imam Hanafi, ada problem unik yang disampaikan seseorang. Ia ingin menanyakan problemnya itu langsung ke Imam Hanafi.
Orang itu menceritakan bahwa ia menyimpan uang sebanyak tiga ribu dirham, mungkin sekitar tiga ratus juta jika dirupiahkan. Ia menyimpannya dengan cara dipendam dalam tanah.
Masalahnya, orang ini lupa di mana lokasi tempat ia memendamnya. “Bagaimana menurutmu, Syaikh?” tanyanya.
Imam Hanafi tertegun untuk menjawab pertanyaan unik itu. “Sebenarnya ini bukan masalah fikih. Tapi, baiklah, aku akan mencoba untuk menjawabnya,” ucap Imam Hanafi.
“Malam ini, kamu shalat malam. Semoga Allah memberikan kemudahan,” ungkap Imam Hanafi.
Orang ini menyimak jawaban Imam Hanafi dengan serius. Ia pun pulang dan menunggu malam datang.
Setelah shalat Isya, ia pun tidur agar bisa shalat malam. Dan pada tengah malam, ia pun menunaikan shalat malam.
Suasana begitu hening. Ia shalat begitu khusyuk. Ia niatkan agar Allah memudahkan urusannya.
Menariknya, hanya dalam dua rakaat, tiba-tiba ingatannya segar kembali. Ia menjadi ingat di mana uang itu ia pendam.
Keesokan harinya, ia menemui Imam Hanafi untuk melaporkan apa yang ia alami. “Alhamdulillah, Syaikh. Saya sudah ingat di mana saya memendam uang itu,” ucapnya.
Imam Hanafi berujar, “Setan tidak rela melihat kamu shalat dengan khusyuk. Ia pun memulihkan ingatanmu tentang lokasi uang itu agar shalatmu tidak khusyuk. Andai saja kamu meneruskan shalatmu sebagai ungkapan syukur pada Allah subhanahu wata’ala.”
**
Pengalaman unik ini mungkin pernah kita alami. Ada yang lupa meletakkan kunci, dompet, kacamata, dan lainnya. Dan ketika shalat, ingatan itu tiba-tiba muncul kembali.
Sebegitu bencinya setan dengan kekhusyukan shalat kita, ia akan melakukan apa pun agar shalat kita kacau. Termasuk memulihkan ingatan yang sangat kita harapkan.
Seolah setan membuat barter dengan kita, “Anda dapat ingatan, sementara saya berhasil merusak kekhusyukan shalat Anda.” [Mh]