USTAZ Aunur Rafiq Saleh menjelaskan poin pelajaran dari Suriah, yaitu tetap optimis.
Setelah menyaksikan tragedi jatuhnya kota Aleppo, Suriah, ke tangan pasukan Bashar al-Assad dan tentara Rusia, di penghujung tahun 2016 M, hampir seluruh kaum muslimin Ahlu Sunnah merasa terpukul dan tak berdaya.
Bahkan mungkin kehilangan harapan. Tetapi tidak sedikit para ulama, lagi-lagi para ulama, tetap berusaha menjaga maknawiyah umat ini agar tidak runtuh dan tidak kehilangan optimisme menatap masa depan Islam dan kaum muslimin di masa sekarang.
Diantaranya apa yang disampaikan oleh syaikh Abdul Aziz Thuraifi dalam tulisan singkatnya yang beredar di Wathshap:
Berakhirnya tragedi Syam akan disusul dengan kemenangan Islam dan kekuatan iman. “Ketahuilah sesungguhnya iman itu ada di Syam saat terjadi berbagai fitnah”. (HR. Ahmad dan Thabrani, dishahihkan oleh al-Hakim).
Syam kini hidup bagai ludah untuk membuang kerusakan dari jasadnya dan tanda-tanda sehatnya mulai nampak.
Jika Syam baik maka umat pun menjadi baik.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Di dalam hadis disebutkan, “Jika penduduk Syam telah rusak maka tidak ada baiknya kalian”. (HR Imam Ahmad di dalam Mushannafnya dan Tirmidzi di dalam Sunannya).
Dajjal adalah fitnah bumi terbesar dan kesudahannya pun di Syam.
Bagaimana dengan Dajjal-dajjal yang lebih kecil darinya? Disebutkan di dalam hadis shahih, “Al-Masih (Dajjal) datang dari Masyriq, tujuannya Madinah, sampai singgahlah al-Masih di belakang gunung Uhud, lalu malaikat memalingkan wajahnya ke arah Syam dan disanalah ia binasa.” (HR. Muslim).
Malaikat meletakkan sayapnya di waktu damai lalu bagaimana dengan zaman perang? Disebutkan di dalam hadis shahih, “Baik untuk Syam”. Kami bertanya, “Kenapa hal itu ya Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Karena malaikat Allah (Yang Maha Rahman) membentangkan sayapnya di sana.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dan al-Albani menshahihkannya).
Di Syam usia kejahatan dan fitnah tidak akan lama. Dan tidak pernah disebut tentang Syam di dalam Kitab dan Sunnah kecuali dengan keberkahan dan keimanan.
Di dalam hadis hasan disebutkan, “Allah telah menjamin untukku Syam.” (HR. Al-Bazzar dengan sanad hasan).
Pelajaran dari Suriah, Tetap Optimis
Baca juga: Suriah Kembali ke Penguasa Sunni
Tempat yang paling sering Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan nasehat kepada penduduknya setelah Mekah dan Madinah adalah Syam.
Sebab sisi aman dan keberkahannya itu mendominasi sedangkan fitnah datang insidental. Muawiyah Radhiyallahu ‘Anhu pernah meminta Nabi agar memilihkan negeri untuknya, lalu Beliau menyebut Syam.
Di masa sulit sekarang ini, kita juga bisa belajar dari saudara-saudara kita yang tergabung dalam “Hamas” di Palestina.
Gaza diblokade bertahun-tahun hingga penduduknya hidup miskin tanpa kecukupan makanan dan senjata, tetapi mereka tetap bisa bertahan.
Bukan saja mempertahan hidup sehari-hari, bahkan mereka masih bisa bertahan berjuang menghadapi serangan-serangan Yahudi yang di setiap saat menyerang mereka.
Sekalipun demikian, mereka tidak pernah lemah semangat dan menyerah.
Karena mereka selalu optimis dengan pertolongan Allah dan selalu menjaga ‘ubudiyah mereka kepada-Nya.
Demikianlah seharusnya para dai dan ulama selalu menjaga maknawiyah umat agar tidak runtuh dan tetap optimis, bukan malah menghancurkannya.[Sdz]