ChanelMuslim.com- Sejak dahulu gajah memang berukuran sangat besar. Dan sejak dahulu pula, semut berukuran sangat kecil. Tapi soal besar dan kecil tak ada hubungannya dengan nyali.
Di sebuah hutan terdapat komunitas semut. Mereka hidup dalam koloni-koloni yang besar. Meskipun disebut koloni dengan jumlah ribuan anggota, tetap saja wilayah kekuasaannya sangat kecil.
Di sisi hutan lainnya, ada juga komunitas gajah. Mereka juga hidup berkelompok. Meskipun satu kelompok hanya dalam bilangan puluhan saja, tapi areal kekuasaannya jauh lebih besar dari wilayah semut.
Keduanya hidup berdampingan dengan damai. Gajah hidup dalam wilayah ilalang yang luas. Sementara semut di bawah celah akar pepohonan buah yang sempit. Tapi buat semut, yang sempit menurut gajah, sangat luas menurut mereka.
Suatu kali, ilalang di wilayah gajah habis. Sementara urusan perut tidak mengenal kata tunda. Saat itulah terbersi sebagian mereka untuk masuk ke wilayah hutan buah milik semut.
“Kenapa tidak kita rebut saja hutan buah milik semut!” ujar salah satu dari pimpinan mereka.
“Ya setuju,” ucap hampir sebagian besar kelompok gajah.
Tapi, satu gajah menyanggah, “Apa kalian berani melawan semut?”
Sayangnya, sanggahan itu dibalas tertawaan hampir sebagian besar kelompok gajah. “Semut mana yang berani lawan kita. Kita injak saja, beres!” ujar sebagian besar mereka.
Ketika puluhan gajah sudah merangsek hutan buah milik semut, para semut pun lari kocar-kacir. Mereka bersembunyi di balik bebatuan yang keras agar tidak terinjak gajah.
Aneka pohon buah pun bertumbangan diterjang tandukan gajah. Para gajah pun melahap daun dan buah-buahan yang ada.
Sebagian besar semut hanya memandangi dengan pasrah dari balik bebatuan besar. Kecuali satu semut yang tengah bersiap-siap mencicipi makan siangnya berupa potongan buah yang pecah karena jatuh dari pohon.
Ketika seekor gajah menginjak makanan yang akan dicicipi semut itu, sang semut pun spontan lompat menaiki kaki gajah yang menginjak. Ia terus bergerak ke tubuh besar itu dan tiba di lubang telinga sang gajah.
“Aduuh sakit. Sakiit!” teriak sang gajah sambil tubuhnya berputar-putar menahan rasa sakit. Tapi ia bingung harus berbuat apa. Karena yang menggigitnya tak terlihat oleh matanya dan bisa teraba oleh belalai panjangnya.
“Ampuun. Ampuun!”
Sesaat kemudian, sang gajah pun tumbang karena pingsan.
Pemandangan itu memberikan inspirasi segar untuk ribuan semut yang sedari tadi memandangi peristiwa unik itu. Sontak saja, para pimpinan mereka menyuruh semuanya menyerbu puluhan gajah itu. Terutama, serangan di bagian telinga.
Gajah-gajah besar itu pun mengalami hal yang sama seperti salah satu sebelumnya. Ada yang ikutan pingsan. Tapi sebagian besarnya kabur meninggalkan hutan buah milik semut.
Usai kemenangan itu, para pimpinan semut memberikan penghargaan kepada seekor semut yang telah memberikan mereka inspirasi.
“Luar biasa. Kamu ternyata jauh lebih berani dari kami. Kamu seorang diri bisa menjatuhkan seekor gajah raksasa,” ucap salah satu pimpinan semut.
Sang semut tampak tersipu malu. Ia seperti menyembunyikan isi hati yang sebenarnya tentang keberanian itu.
“Sebenarnya, aku tidak seberani itu,” kata semut itu.
“Lalu kenapa kamu bisa nekat seorang diri melawan gajah besar itu?” ucap seorang pimpinan semut yang lain.
“Aku hanya kesal karena makanan kesukaan yang sudah lama kuincar, eh tiba-tiba diinjak makhluk lain. Kemarahanku meluap. Aku langsung menyerang di bagian yang lebih lunak dari tubuhnya. Tapi aku tidak sadar kalau yang aku serang itu seekor gajah,” ungkap sang semut.
“Jadi, kamu sebenarnya juga takut sama gajah?” ucap semut yang lain.
“Ya takutlah. Siapa yang tidak takut sama makhluk sebesar itu,” ucap si semut yang terlanjur menjadi pahlawan.
**
Jangan main-main dengan urusan perut. Semut yang ukurannya ribuan kali lebih kecil dari gajah, ternyata bisa merobohkannya.
Apalagi yang merasa terusik perutnya itu bukan satu semut. Tapi ribuan, apalagi jutaan. Bayangkan apa yang akan terjadi dalam kemarahan itu. [Mh]