ChanelMuslim.com- Tahun baru sudah usai. Pesta pun sudah berlalu sepekan lalu. Tapi, harga minyak goreng tetap bertengger di atas 20 ribu per kilogram. Ada apa?
Miris sekali menyimak apa yang tengah terjadi dengan harga minyak goreng. Harganya bukan lagi naik, tapi meroket tak terkendali.
Di pasaran Jabodetabek harga kemasannya sekitar 22 hingga 23 ribu per kilogram. Padahal beberapa bulan lalu harga segitu bisa hampir dapat dua kilogram.
Lebih parah lagi di wilayah luar pulau Jawa. Seperti Sumatera, Sulawesi, dan lainnya. Di Gorontalo misalnya. Dikabarkan harga yang kemasannya sudah nyaris menyentuh angka 30 ribu per kilogram.
Para ibu menjerit. Terlebih lagi mereka yang bergelut dengan UMKM yang tidak bisa lepas dengan minyak dari olahan kelapa sawit ini.
Mereka mengira kalau lompatan harga itu karena ada kaitannya dengan datangnya tahun baru. Tapi, sepekan berlalu, tetap saja harganya tak kunjung turun.
Kenyataan ini memang bisa dibilang aneh. Pasalnya, Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia.
Malaysia yang berada di urutan kedua saja, harga jual minyak goreng di sana dikabarkan masih di bawah harga di Indonesia.
Pemerintah juga dikabarkan telah melakukan intervensi pasar dengan menggelontorkan produk murah. Hal ini dimaksudkan agar harga di pasarannya bisa turun.
Memang dikabarkan telah terjadi penurunan. Tapi, penurunannya hanya sekitar 350 perak per kilogram. Sangat tidak signifikan.
Sebenarnya, bukan hanya minyak goreng yang naik. Harga-harga sembako lainnya juga dikabarkan naik. Tapi kenaikan itu tidak sefantastis yang terjadi dengan minyak goreng.
Kalau sudah begini, siapa yang patut disalahkan. Kenapa pemerintah seolah tidak berdaya dengan lonjakan harga ini.
Inilah kisah nyata tentang sebuah negeri. Hasil sawitnya teratas di dunia, tapi harga minyaknya bisa selangit. [Mh]