MENCIUM anak bukan sekadar ungkapan kasih sayang. Tapi juga sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia bercerita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencium cucunya: Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma.
Di dekat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ada Aqra’ bin Habis At-Tamimi. Aqra’ berkomentar, “Aku punya sepuluh anak. Tidak satu pun yang kucium.”
Rasulullah mengalihkan pandangan kepadanya (seraya bersabda), “Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan diberi kasih sayang.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
**
Ungkapan sayang dan cinta itu tak hanya kata-kata. Tapi juga diekspresikan dengan ciuman.
Mencium anak bahkan jauh lebih kuat sebagai pesan bahwa sang anak begitu dicintai oleh ayah, ibu, atau kakek nenek.
Kalau yang mencium ‘si kecil’ dilakukan oleh ibu atau nenek, mungkin biasa. Tapi jika yang mencium adalah ayah atau kakek menjadi sangat luar biasa.
Mencium anak atau cucu bukan sekadar ungkapan kasih sayang. Melainkan juga sunnah yang telah diteladani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ciumlah mereka, suatu saat, kita pun akan membutuhkan ciuman mereka. [Mh]